Kemanusiaan, Alasan Korea Utara Bebaskan Mahasiswa AS yang Koma

Reporter

Kamis, 15 Juni 2017 15:45 WIB

Otto Warmbier, berbicara para wartawan saat konferensi pers di Pyongyang, 29 Februari 2016. Pengadilan tinggi Korea Utara (Korut) menjatuhkan hukuman kerja paksa selama 15 tahun terhadap Otto Warmbier. AP/Kim Kwang Hyon

TEMPO.CO, Pyongyang- Korea Utara menyebut pembebasan mahasiswa Amerika Serikat, Otto Frederick Warmbier, dilakukan karena alasan kemanusiaan.

Media pemerintah setempat mengungkapkan hal itu, Kamis 15 Juni 2017, atau dua hari setelah Warmbier dievakuasi dari Pyongyang.

Kantor berita yang dikelola Pyongyang dalam pernyataan satu baris menyebutkan alasan pembebasan tersebut.


Baca: Dibebaskan Korut, Mahasiswa Amerika Serikat dalam Kondisi Koma

" Otto Frederick Warmbier, yang telah bekerja keras, dikirim pulang pada 13 Juni 2017 atas dasar kemanusiaan. Hal itu sesuai dengan keputusan yang dibuat pada hari yang sama oleh Pengadilan Pusat Korea Utara."

Wambier yang kini sudah berada di kediamannya di Ohio, dibawa pulang dalam keadaan koma pada Selasa lalu. Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan pemuda 22 tahun ini sudah koma sejak Maret 2016.

Mahasiswa Universitas Virginia asal Cincinnati ini menghabiskan waktu sekitar 18 bulan di dalam sel tahanan, setelah ditangkap karena mencuri poster propaganda politik dari sebuah hotel di Korea Utara.

Pihak keluarga meyakini, Warmbier diteror dan disiksa selama berada di dalam penjara.

Hal ini diperkuat oleh laporan The New York Times yang menyebut seorang pejabat senior AS mengatakan data intelijen menunjukkan Warmbier berulang kali dipukuli saat dalam tahanan.


Baca: Mahasiswa AS Menangis Minta Maaf ke Korea Utara, Ini Katanya

Pembebasan Warmbier terjadi setelah serangkaian kontak diplomatik rahasia antara Washington dan Pyongyang.

Kontak itu memuncak ketika Joseph Yun, utusan khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Korea Utara, melakukan perjalanan ke Pyongyang untuk membebaskan Warmbier.

"Joseph Yun pergi ke Pyongyang untuk menemani Warmbier," kata Thomas Shannon, Wakil Menteri Luar Negeri bidang Politik, kepada wartawan di Seoul, Rabu lalu.

Pelepasan tersebut terjadi di tengah ketegangan antara Washington dan Pyongyang menyusul serangkaian tes rudal oleh Korea Utara.

ABC NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI




Advertising
Advertising


Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

7 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

12 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

13 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

16 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

16 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

20 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

21 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

22 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya