Seorang pria bersenjata yang memasuki gedung parlemen Iran yang tertangkap kamera CCTV di Tehran, Iran, 7 Juni 2017. Pelaku penyerangan menyamar dalam pakaian wanita, orang-orang bersenjata menyerbu masuk pintu masuk utama gedung parlemen Iran untuk melakukan serangan. IRIB/Handout via Reuters TV
TEMPO.CO, Washington—ISIS terus menerus menebar ancaman. Di antaranya, mereka mengirim pesan suara kepada pengikutnya melalui media sosial Telegram, agar melakukan perusakan di sejumlah negara.
Dilansir Reuters, Senin 12 Juni 2017, negara-negara yang disebutkan menjadi sasaran adalah Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Rusia, Australia, Irak, Suriah, Iran dan Filipina.
Pesan yang diduga direkam pada akhir Mei sebelum bulan Ramadan itu meminta anggota ISIS menggencarkan serangan. Suara tersebut diduga juru bicara ISIS Abi al-Hassan l-Muhajer. Suara ini sama persis dengan pesan dalam video lainnya terkait ISIS.
Dalam sebulan terakhir, sejumlah serangan teroris yang diklaim oleh ISIS, terjadi di Inggris, Iran, Kabul hingga Filipina bagian selatan. Bahkan Pemerintah Filipina kini memberlakukan darurat militer di Marawi.
ISIS mengklaim pihaknya berada dibelakang serangan ganda di Teheran baru-baru ini, yang menewaskan paling sedikit 12 orang. ISIS juga menghasut pengikutnya agar melakukan serangan pada Ramadan ini.
VOA | REUTERS | DAILY MAIL | SITA PLANASARI AQUADINI