Hasil Pemilu Inggris, Pemimpin Buruh Desak PM Theresa May Mundur

Reporter

Jumat, 9 Juni 2017 10:37 WIB

Jeremy Corbyn dan Theresa May. bbc.com

TEMPO.CO, London—Pemimpin Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn mendesak Perdana Menteri Inggris Theresa May mundur setelah hasil sementara pemilu Inggris menunjukkan hasil memalukan bagi Partai Konservatif yang dipimpinnya.

“Perdana Menteri menggelar pemilu sela untuk memperoleh mandat,” kata Corbyn dalam pidato kemenangannya setelah berhasil mengamankan kursi parlemen mewakili London utara, seperti dikutip The Washington Post, Jumat 9 Juni 2017.


“Mandat yang dia inginkan sudah hilang dengan kekalahan Konservatif. Sudah cukup baginya. May harus mundur.”

Pernyataan Corbyn dilontarkan setelah jajak pendapat awal hasil pemilihan umum Inggris memperlihatkan tidak ada satu pun partai yang memperoleh suara mayoritas atau disebut dengan parlemen menggantung.


Baca: Pemilu Inggris Pasca-Brexit Digelar, 46,9 Juta Orang Beri Suara

Dalam hasil perhitungan sementara, Partai Konservatif atau Tory diperkirakan hanya akan meraup 314 kursi, disusul Partai Buruh dengan 266 kursi, kemudian Nasionalis dengan 34 kursi, dan 14 kursi lainnya untuk Demokrat Liberal.

Ini merupakan kekalahan telak Tory setelah berhasil menggiring Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Hasil ini juga menunjukkan keberhasilan Buruh merebut kursi parlemen sejak 1997.

Berdasar aturan Inggris, pemenang pemilu harus menguasai 326 dari 650 kursi yang diperebutkan dalam pemilu parlemen, jika ingin menguasai pemerintahan.

Hanya beberapa menit kemudian, May dengan suara bergetar, menegaskan selama Tory masih memperoleh suara terbanyak, ia berharap masih memperoleh kesempatan untuk berkuasa.

“Negara membutuhkan stabilitas,” ujar May.

Jika prediksi ini benar, maka Inggris akan masuk pada situasi parlemen gantung dan May sebagai perdana menteri harus mencoba membentuk pemerintahan, baik itu dengan kekuatan minoritas atau membentuk koalisi.

Bila May berhasil membentuk pemerintahan, ia harus menghadap ke Majelis Tinggi. Pemerintahan ini harus mendapatkan mosi kepercayaan setelah pembukaan parlemen pada 19 Juni.

Namun, jika May gagal membentuk pemerintahan atau tidak mendapatkan mosi kepercayaan, ia harus mengajukan pengunduran diri kepada Ratu Elizabeth II.

Kerajaan Inggris lantas akan memberikan kesempatan kepada Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh selaku oposisi terkuat, untuk membentuk pemerintahan. Jika ia juga gagal, parlemen dapat dibubarkan dan pemilu Inggris kembali diselenggarakan.

THE WASHINGTON POST | AFP | SITA PLANASARI AQUADINI




Advertising
Advertising




Berita terkait

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?

Baca Selengkapnya

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya

Baca Selengkapnya

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

9 November 2023

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

British Council Indonesia memaparkan hasil kerja sama Inggris Raya dengan Indonesia dalam sektor pendidikan dan Bahasa Inggris.

Baca Selengkapnya

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

15 Juli 2023

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

Penyelenggaraan Goodwood Festival of Speed 2023 pada hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, harus ditiadakan karena cuaca buruk.

Baca Selengkapnya

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

12 April 2023

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

UEFA akan mengevaluasi setiap tawaran tuan rumah Euro dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Selengkapnya

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

28 Maret 2023

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

Humza Yousaf, Muslim keturunan Pakistan, terpilih menjadi pemimpin Skotlandia, yang berjanji berjuang untuk merdeka dari Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

12 Februari 2023

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

Lambang resmi yang akan digunakan dalam penobatan Raja Charles pada bulan Mei mendatang menggambarkan perhatian raja pada kampanye lingkungan.

Baca Selengkapnya

Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

31 Oktober 2022

Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

Halloween berasal dari festival yang dilakukan oleh bangsa Celtic kuno bernama Samhain.

Baca Selengkapnya

Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

6 Oktober 2022

Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

Indonesia disebut sebagai negara yang kaya dan memiliki harmoni dalam kehidupan berbangsa.

Baca Selengkapnya

Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

13 September 2022

Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

Raja baru Inggris Raya memilih nama Raja Charles III dan tak mengubahnya. Padahal, sejarah mencatat dua Raja Charles sebelumnya punya reputasi kelam.

Baca Selengkapnya