Krisis Hubungan Diplomatik, Warga Qatar Borong Makanan
Editor
Sita Planasari A
Selasa, 6 Juni 2017 08:50 WIB
TEMPO.CO, Doha — Warga Qatar memborong makanan menyusul aksi pemutusan hubungan diplomatik serentak yang dilakukan Arab Saudi dan tujuh negara lain pada Senin lalu.
Seperti dilansir Reuters, Senin, 5 Juni 2017, warga Qatar ramai-ramai membeli bahan makanan dalam jumlah besar. Berdasarkan foto-foto yang didapat oleh Reuters, tampak toko-toko bahan makanan di Doha banyak yang kosong.
Selama ini sekitar 40 persen bahan pangan di Qatar diimpor dari Arab Saudi. Sedangkan saat ini Saudi menutup semua perbatasannya di darat. Seluruh pengiriman barang ke Qatar terhenti.
Baca: Tujuh Negara Memutus Hubungan Diplomatik dengan Qatar
Saudi dan Uni Emirat Arab juga sudah menghentikan pengiriman gula putih ke Qatar. Negara tersebut tiap tahun mengimpor 100 ribu ton gula. Kebutuhan gula saat Ramadan biasanya naik.
Pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar itu bermula dari unggahan kantor berita Qatar yang memuat komentar dari Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, sekitar dua pekan lalu. Emir Qatar itu mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Iran. Dia juga menyanjung negara Syiah tersebut sebagai kekuatan Islam.
Saudi, Bahrain, Mesir, dan UEA yang merasa Iran merupakan musuh bebuyutan, langsung memblokade media-media Qatar, termasuk Al-Jazeera.
Pemerintah Qatar mengklaim berita kontroversial itu muncul karena kantor berita mereka telah diretas dan meminta semua pihak untuk tenang.
Pengakuan Qatar itu tak membuat negara-negara tetangganya percaya. Ketegangan di negara-negara Teluk dan sekitarnya itu akhirnya pecah kemarin. Bahrain, Arab Saudi, Mesir, UEA, Yaman, pemerintah Libya wilayah Timur, Maladewa, dan Mauritius, menuding Qatar mendukung terorisme.
Baca: Mengejutkan, Arab Saudi Putuskan Hubungan dengan Qatar
“Qatar merangkul beberapa kelompok teroris dan sektarian dengan tujuan mengganggu stabilitas regional, termasuk di antaranya Ikhwanul Muslimin, ISIS, dan Al-Qaeda. Mereka juga mendukung dan menyampaikan pesan kelompok-kelompok itu melalui medianya secara terus-menerus,” demikian pernyataan kantor berita Saudi, SPA.
Qatar menampik semua tudingan tersebut. Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut jika tudingan itu tidak masuk akal dan tidak berdasar.
Insiden pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar pernah terjadi pada 2014 ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memanggil pulang Duta Besar mereka dari Qatar. Alasannya, ketiga negara itu menuding Qatar mendukung Presiden Mesir terguling, Mohamad Mursi, dan kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin.
REUTERS | AFP | BBC | CNN | SITA PLANASARI AQUADINI