Donald Trump Tunda Pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem

Reporter

Jumat, 2 Juni 2017 10:58 WIB

Seorang pejalan kaki berjalan melewati kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel, Senin (5/8). Penutupan kantor kedutaan AS di Timur Tengah dan Afrika diperpanjang seminggu sebagai tindakan pencegahan setelah al Qaeda mengeluarkan ancaman pada hari Minggu (4/6). REUTERS/ Nir Elias

TEMPO.CO, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda kepindahan kedutaan AS di Israel ke Yerusalem, dengan meneken aturan hingga enam bulan ke depan yang memastikan kedutaan akan berada di Tel Aviv.


Seperti dilansir The Christian Science Monitor, Jumat 2 Juni 2017, setelah perdebatan sengit selama beberapa bulan di dalam pemerintahannya, Trump akhir mengikuti jejak pendahulunya untuk memperpanjang keputusan setiap enam bulan sejak 1995 yang menunda kepindahan kedutaan AS ke Yerusalem.


Baca: Donald Trump Masih Pertimbangkan Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem


“Keputusan yang diambil Presiden Trump untuk memaksimalkan proses damai antara Israel dan Palestina, serta menjamin kewajibannya untuk melindungi kepentingan nasional Amerika Serikat,” demikian pernyataan Gedung Putih, Kamis waktu setempat.


Namun, Gedung Putih meyakinkan para pendukung Israel bahwa pemindahan kedutaan ke Yerusalem hanya menunggu waktu yang tepat. Meski begitu, pemerintah Amerika Serikat belum menetapkan waktu pasti kepindahan kedutaan ke Yerusalem.


Advertising
Advertising

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima keputusan itu dengan baik. “Meski kami kecewa, tapi kami sangat menghargai persahabatan dan komitmen Presiden Trump terhadap Israel,” ujar kantor Netanyahu.


Adapun Husam Zomlot, wakil Otoritas Palestina di Amerika Serikat menyambut gembira keputusan ini.


“Keputusan ini sesuai dengan konsensus internasional dan akan mengingkirkan penghalang dalam proses perdamaian,” tutur dia.


Israel menganeksasi Yerusalem secara sepihak pada 1967 dan menganggap seluruh kota itu sebagai ibukotanya. Negara itu sejak lama telah mendesak masyarakat internasional untuk memindahkan kedutaan-kedutaannya kesana.


Baca: Alasan Penting Dunia Protes Kedutaan AS Pindah ke Yerusalem


Keinginan Israel ditentang oleh dunia internasional meski Kongres Amerika Serikat pada 1995 mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan kedutaan AS di Israel dipindah ke Yerusalem, atau anggaran Kementerian Luar Negeri dipotong hingga separuhnya.


Walau begitu, Kongres memberikan celah sehingga pemerintah AS sejak era Bill Clinton dapat mengeluarkan putusan sementara setiap enam bulan untuk memperpanjang keberadaan kedutaan AS di Tel Aviv.


Aturan ini kembali diikuti oleh Trump, yang berjanji semasa kampanye untuk memindahkan kedutaan, setelah Raja Yordania Abdullah II tiba-tiba datang ke Washington tanpa undangan.


Abdullah II memperingatkan Trump bahwa pemindahan kedutaan ke Yerusalem tak hanya membuat proses perdamaian Israel-Palestina rusak, juga akan membuat murka dunia Arab.


Palestina menghendaki Yerusalem Timur sebagai ibu kota negaranya di masa depan. Atas alasan tersebut, sekutu-sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat hingga pemerintahan Barack Obama menolak memindahkan kedutaan ke Yerusalem untuk menghindari eskalasi ketegangan Palestina-Israel.


Donald Trump berjanji untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem sebagai salah satu janji kampanyenya untuk menarik simpati kubu pro-Israel dan pengusaha Yahudi Amerika Serikat. Dia belum melakukan langkah nyata apapun untuk mewujudkan janji itu.


THE NEW YORK TIMES | CS MONITOR | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

1 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

4 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

6 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

7 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

17 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

17 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

18 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

20 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya