Asap hitam yang keluar di kota Marawi saat para warganya mengungsi. abc.net.au
TEMPO.CO, Marawi - Wali Kota Marawi Majul Gandamara mengatakan semua pusat bisnis di Marawi tutup, sehingga warga kesulitan membeli kebutuhan sehari-hari. Saat ini, pertempuran pasukan militer Filipina untuk memberangus kelompok pemberontak jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Maute, sedang berlangsung di Marawi.
"Masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan mendasar mereka, seperti air dan makanan," ucap Gandamara kepada stasiun radio di Manila, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat, 26 Mei 2017.
"Prioritas utama kami adalah memberikan makanan, air, dan tempat tinggal sementara bagi warga. Kami sedang mencari pusat evakuasi yang di lokasi itu tidak ada milisi ISIS dan jaringannya," ujar Gandamara.
Sebelumnya diberitakan, ribuan warga Marawi mengungsi setelah pecahnya pertempuran antara pasukan pemerintah Filipina dan kelompok Maute.
Pasukan militer Filipina dengan mengendarai tank berkeliling di sepanjang jalan dan perumahan warga Marawi. Pos pemeriksaan, baik untuk keluar dan masuk Marawi, telah didirikan.
Pasukan militer Filipina terus ditambah jumlahnya di Marawi dan Pulau Mindanao. Bahkan beberapa unit militer ditempatkan di Kota Davao, kampung halaman Presiden Rodrigo Duterte. Ini dilakukan untuk mencegah serangan balasan kelompok pemberontak tersebut.