TEMPO.CO, Marawi - Pertempuran besar-besaran pasukan militer Filipina menghadapi kelompok pemberontak Maute di kota Marawi terjadi kemarin malam, 25 Mei 2017 menewaskan 44 orang, 11 di antaranya pasukan militer Filipina.
Pertempuran untuk membebaskan kota Marawi dari cengkeraman kelompok Maute berlangsung sejak kemarin sore hingga hari ini.
Pasukan militer Filipina melancarkan serangan udara dan mengerahkan beberapa tank, helikopter, dalam operasi militer di Marawi, kota yang dihuni mayoritas muslim.
Baca juga: Teror ISIS, Presiden Duterte Tetapkan Darurat Militer di Mindanao
"Berdasarkan laporan, 31 terori baru saja diamankan dan 6 senjata berat telah ditemukan pasukan," kata Brigjen Rolando Bautista, Komandan Divisi Satu Infantri Angkatan Darat Filipina seperti dikutip dari Inquirer, 26 Mei 2017.
Pertempuran antara pasukan pemerintah Filipina dan kelompok Maute yang berafiliasi ke ISIS membuat ribuan warga Marawi mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Mengutip Al Jazeera, sekitar 200 ribu warga Marawi telah meninggalkan rumah mereka. Jarak Marawi ke Manila, ibu kota Filipina berkisar 800 kilometer.
Baca juga: Milisi Jaringan ISIS Kuasai Rumah Sakit dan Pasien di Filipina
Juru bicara militer Filipina, Jo-ar Herrera mengingatkan warga Marawi untuk segera keluar dari wilayah itu. Sekitar 40 milisi masih bersembunyi di wilayah itu.
"Kami telah mengidentifikasi target untuk kami bersihkan. Kami perlu mengamankan sisa-sisa kelompok teroris lokal itu," kata Herrera.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan darurat militer di kota Marawi dan seluruh Mindanao beberapa jam setelah pecah pertempuran antara pasukan Filipina dan Maute pada Selasa lalu, 23 Mei 2017.
INQUIRER | AL JAZEERA | MARIA RITA