TEMPO.CO, Gaza - Hamas, kelompok berkuasa di Gaza menjatuhkan hukuman mati terhadap tiga warga Palestina karena menjadi agen Israel dan terlibat pembunuhan komandan senior mereka.
Pengadilan keamanan Hamas mengatakan, ketiga warga Palestina itu terbukti membunuh Mazen Fuqaha, komandan sayap militer Hamas, dengan cara menembaknya di bagian kepala dan dada di mobilnya pada 24 Maret 2017, di dekat rumahnya.
"Pengadilan telah menjatuhkan hukuman mati terhadap tiga orang karena terlibat dalam kejahatan pembunuhan Mazen Fuqaha," kata Brigadir Jenderal Naser Suleiman, Kepala Pengadilan Militger Hamas, Ahad, 21 Mei 2017.
Hamas menuding tiga laki-laki, satu berusia 44 tahun dan dua lainnya 38 tahun berkolaborasi dengan Israel. Salah seorang di antara mereka menjadi algojo pembunuhan, sedangkan dua lainnya memberikan informasi kepada Israel mengenai keberadaan Fuqaha.
Badan Keamanan Israel, Shin Bet, tidak bersedia memberikan komentar ketika ditanya kantor berita Reuters mengenai keterlibatan Israel dalam pembunuhan tokoh Palestina.
Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, dalam sebuah wawancara dengan koran Israel Yedioth Ahronoth tak lama setelah hakim menjatuhkan hukuman mati, mengatakan bahwa hal tersebut persoalan internal Hamas.
Israel memenjarakan Fuqaha pada 2003 karena dituding merencanakan serangan terhadap Israel. Dia dipenjara selama sembilan tahun oleh Israel, selanjutnya bebas pada 2011.
Pembebasan Fuqaha sebagai bagian dari barter dengan 1.000 tahanan Palestina dengan seorang serdadu Israel yang ditahan Palestina.
Media Israel mengatakan, setelah Fuqaha sebagai komandan sayap militer Hamas dibebaskan, dia melanjutkan rencana serangan oleh para militan Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat.
MIDDLE EAST MONITOR | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina
51 menit lalu
Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaBerkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
4 jam lalu
Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah
Baca SelengkapnyaIsrael Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas
4 jam lalu
Sebanyak 13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Rafah.
Baca SelengkapnyaDipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi
5 jam lalu
Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad
Baca SelengkapnyaPengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles
5 jam lalu
Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaHamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah
5 jam lalu
Sumber di Hamas mengatakan tak ada masalah dalam proposal gencatan senjata yang diajukan Israel.
Baca SelengkapnyaProtes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April
6 jam lalu
Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina
Baca SelengkapnyaAS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
6 jam lalu
Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza
Baca SelengkapnyaBiden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya
6 jam lalu
Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza
Baca SelengkapnyaKehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan
7 jam lalu
Seorang staf UNRWA sekaligus jurnalis foto yang terluka parah dan kehilangan kedua kakinya akibat pengeboman Israel tiba di Qatar untuk perawatan
Baca Selengkapnya