Trump Dituduh Bocorkan Data Rahasia tentang ISIS kepada Rusia  

Reporter

Selasa, 16 Mei 2017 09:20 WIB

Donald Trump dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Sergei Kislyak. AFP

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dituduh membocorkan informasi rahasia ihwal kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Gedung Putih, pekan lalu.

Hal ini diungkapkan seorang pejabat senior Amerika Serikat yang menolak disebutkan namanya kepada harian The Washington Post dan The New York Times, Senin, 15 Mei 2017.

Baca: Direktur Sementara FBI: Penyelidikan Trump-Rusia Tetap Berlanjut

Menurut pejabat senior itu, informasi tersebut sangat rahasia dan tak boleh dibagikan kepada pihak lain, termasuk Rusia, karena dapat mengungkap sumber informasi tersebut.

Informasi yang dibagikan Trump dalam pertemuan yang juga dihadiri Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Sergei Kislyak, membahas plot ISIS serta data intelijen dari negara-negara sekutu Amerika yang sangat sensitif untuk dibagikan dengan negara lain.

Menyadari kerusakan yang telanjur terjadi, sejumlah pihak yang menghadiri pertemuan itu langsung menghubungi badan intelijen nasional, CIA dan NSA.

Parlemen Amerika Serikat dari kedua kubu terenyak membaca laporan tersebut.

Baca: FBI Selidiki Persekongkolan Trump-Rusia sejak Juli Lalu

Anggota Senat dari Partai Demokrat, Dick Durbin, menyebut, jika laporan itu benar, aksi Trump sangat “ceroboh” dan “berbahaya”. Sedangkan Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat dari Republik, Bob Corker, menyatakan kisah ini sangat “berbahaya” jika benar terjadi.

Namun Gedung Putih membantah laporan kedua media tersebut.

"Kisah itu palsu," kata Dina Powell, wakil penasihat strategi keamanan, yang hadir dalam pertemuan pekan lalu. “Presiden hanya membahas ancaman bersama yang dihadapi kedua negara.”

Penasihat keamanan nasional Trump, Jenderal HR McMaster, juga membantah tudingan itu.

“Presiden dan Menlu Rusia mengevaluasi ancaman bersama dari organisasi teror, termasuk ancaman terhadap penerbangan,” demikian pernyataan McMaster di Gedung Putih setelah laporan The Post muncul.

"Dalam pertemuan itu, tidak ada sumber intelijen atau metode yang dibahas. Adapun operasi militer yang dibahas yang selama ini sudah diketahui publik.”

Baca: Parlemen AS Selidiki Persekongkolan Donald Trump dan Rusia

The Washington Post yang pertama kali melaporkan masalah ini menegaskan pernyataan McMaster tidak membantah laporan mereka.

Kemesraan hubungan Trump dan Rusia sejak awal menjadi ganjalan bagi rakyat Amerika Serikat yang menganggap negara Beruang Merah sebagai musuh bebuyutan sejak era Perang Dingin.

FBI sejak Juli lalu menyelidiki dugaan keterkaitan Rusia dalam pemenangan Trump saat pemilihan presiden pada November 2016.

BBC | THE WASHINGTON POST | NEW YORK TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

6 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

13 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

17 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

24 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

27 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

29 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

29 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya