5 Hal yang Membuat Emmanuel Macron Memenangi Pemilu Prancis

Reporter

Senin, 8 Mei 2017 13:22 WIB

TEMPO.CO, Paris - Kemenangan Emmanuel Macron dalam pemilihan umum presiden Prancis sungguh di luar dugaan, karena memang tidak diunggulkan sejak awal. Setahun yang lalu, dia hanyalah anggota pemerintahan salah satu presiden Prancis paling tidak populer sepanjang sejarah.


Baca: Terpilihnya Emmanuel Macron Bawa Harapan Warga Muslim Prancis


Sekarang, pada usia 39, dia menjadi presiden termuda sejak Napoleon, mengalahkan yang pertama dari pusat arus utama kiri dan kanan tengah. Berikut ini 5 hal yang membuat Macron memenangi pemilu presiden Prancis 2017:


1. Dia beruntung


Tidak diragukan lagi, ada faktor keberutungan dalam kemenangan Macron. Skandal publik menyingkirkan kandidat unggulan, calon dari sayap kanan, Francois Fillon dan kandidat Sosialis Benoit Hamon. "Dia sangat beruntung, karena dia menghadapi situasi yang sama sekali tidak terduga," kata Marc Olivier Padis, dari kelompok pemikir Terra Nova yang berbasis di Paris.


Advertising
Advertising

2. Dia cerdik


Keberuntungan tidak cukup untuk membuatnya menang. Macron bisa saja menggunakan kendaraan politik sosialis, tapi dia menyadari setelah bertahun-tahun berkuasa dan penilaian publik yang buruk, suara partai tersebut akan sulit didengar. "Dia bisa meramalkan ada peluang saat tidak ada yang bisa, itu cerdik" kata Padis, seperti yang dilansir BBC, Senin 8 Mei 2017.


Sebagai gantinya, dia melihat gerakan politik yang bermunculan di tempat lain di Eropa - Podemos di Spanyol, Gerakan Bintang Lima Italia - dan melihat bahwa tidak ada kekuatan politik perubahan yang setara di Prancis.


Pada bulan April 2016, dia mendirikan partainya sendiri, yang benar-benar mengusung kekuatan rakyat. Disebut En Marche! atau Bergerak dan empat bulan kemudian dia mundur dari pemerintahan Presiden Francois Hollande.


Baca: Pemilu Final Prancis, Emmanuel Macron Ungguli Marine La Pen


3. Dia mencoba sesuatu yang baru di Prancis


Setelah mendirikan En Marche, dia mengambil isyarat dari kampanye pemilihan Amerika Serikat Barack Obama di tahun 2008. Usaha besarnya yang pertama adalah Grande Marche atau Gerakan Besar, saat dia memobilisasi jajaran aktivis En Marche yang energik namun belum berpengalaman.


Kampanye tersebut menggunakan algoritma dari sebuah firma politik yang menangani kampanye Obama pada 2008 untuk mengidentifikasi distrik dan lingkungan yang paling mewakili Prancis secara keseluruhan. "Mereka mengirim orang untuk mengetuk 300.000 pintu," kata jurnalis freelance Paris, Emily Schultheis.


Para sukarelawan tidak hanya membagikan selebaran, mereka bahkan melakukan 25.000 wawancara mendalam sekitar 15 menit dengan para pemilih di seluruh negeri. Informasi itu dimasukkan ke dalam database besar yang membantu menginformasikan prioritas dan kebijakan kampanye. Macron kemudian mendapat manfaatnya.


Baca: Jadi Presiden Prancis, Emmanuel Macron Disambut Pemimpin Dunia


4. Memiliki pesan positif


Tokoh politik Macron tampak diliputi kontradiksi. Pendatang baru yang merupakan anak didik Presiden Francois Hollande dan kemudian menjadi menteri ekonomi, Mantan bankir investasi yang menjalankan gerakan akar rumput; Sentris dengan program radikal untuk memangkas sektor publik.


Itu adalah amunisi yang sempurna untuk mengalahkan saingannya Marine Le Pen, yang mengatakan bahwa dia adalah kandidat elit, bukan pemula. Tapi dia menghindari usaha untuk memberi label sebagai Hollande lainnya, menciptakan sebuah profil yang bergema di antara orang-orang yang sangat menginginkan sesuatu yang baru.


"Ada suasana pesimis di Prancis dengan cara, dan dia hadir dengan pesan positif yang sangat optimis," kata Marc Olivier Padis. "Dia muda, penuh energi, dan dia tidak menjelaskan apa yang akan dia lakukan untuk Prancis tapi bagaimana orang akan mendapatkan kesempatan. Dia satu-satunya yang memiliki pesan seperti ini."


5. Melawan Marine Le Pen


Macron yang membawa nada yang lebih optimistis lebih diterima daripada pesan Marine Le Pen yang mencerminkan sesuatu yang negatif, termasuk anti-imigran , anti-imigran, anti-sistem. Kampanye Macron menampilkan arena yang terang benderang yang menggelegar dengan musik pop, sementara kampanye Marine Le Pen melibatkan pemrotes yang melempar botol dan suar.


Dibanding Emmanuel Macron, Le Pen adalah penyebar ketakutan dari latar belakang ekstremis yang sama dengan ayahnya. Banyak yang khawatir Le Pen berpotensi mendestabilisasi dan memecah belah serta menghambat kemajuan Prancis.


BBC |YON DEMA

Berita terkait

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

10 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Termasuk dari Negara Barat, Para Pemimpin Dunia Kecam Serangan Israel ke Warga Palestina saat Antre Makanan

3 Maret 2024

Termasuk dari Negara Barat, Para Pemimpin Dunia Kecam Serangan Israel ke Warga Palestina saat Antre Makanan

Sederet pimpinan dunia kecam keras aksi Israel yang menembaki warga sipil Gaza Palestina. Ada yang menunda pembelian senjata hingga menyebut Israel sebagai Nazi kedua.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Gabriel Attal Perdana Menteri Prancis Baru Pilihan Emmanuel Macron

11 Januari 2024

5 Hal tentang Gabriel Attal Perdana Menteri Prancis Baru Pilihan Emmanuel Macron

Presiden Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal sebagai Perdana Menteri Prancis

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne Mengundurkan Diri, Ini Profilnya

10 Januari 2024

Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne Mengundurkan Diri, Ini Profilnya

Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengundurkan diri pada 8 Januari 2024. Berikut profil alumnus Ecole Polytechnique, Prancis.

Baca Selengkapnya

Gabriel Attal Jadi PM Prancis Termuda, Gay dan Baru Berusia 34 Tahun

9 Januari 2024

Gabriel Attal Jadi PM Prancis Termuda, Gay dan Baru Berusia 34 Tahun

Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri yang baru.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Genap 46 Tahun: Lika-liku Karir Presiden Prancis dari Gerakan En Marchel

21 Desember 2023

Emmanuel Macron Genap 46 Tahun: Lika-liku Karir Presiden Prancis dari Gerakan En Marchel

Hari ini, 21 Desember pada tahun 1977 merupakan kelahiran presiden Prancis Emmanuel Macron

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mau Undang Vladimir Putin ke Paris Asalkan Ada Perubahan di Perang Ukraina

21 Desember 2023

Emmanuel Macron Mau Undang Vladimir Putin ke Paris Asalkan Ada Perubahan di Perang Ukraina

Emmanuel Macron mengutarakan ada kemungkinan mengundang Vladimir Putin ke negaranya asalkan Putin mau berdamai dan mengubah situasi di Ukraina

Baca Selengkapnya

Kecam Israel, Macron: Perangi Hamas Tidak Berarti Meratakan Gaza!

21 Desember 2023

Kecam Israel, Macron: Perangi Hamas Tidak Berarti Meratakan Gaza!

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu mengecam Israel dengan pernyataan paling keras atas serangan di Gaza selama 10 pekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Desak Israel Lakukan Gencatan Senjata di Gaza

9 November 2023

Presiden Prancis Desak Israel Lakukan Gencatan Senjata di Gaza

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak jeda kemanusiaan dan mengusulkan gencatan senjata di Gaza dalam perang Israel Hamas.

Baca Selengkapnya