Obamacare Hampir Dicabut, Donald Trump Kegirangan  

Reporter

Jumat, 5 Mei 2017 11:15 WIB

Presiden Donald Trump, bersama anggota Kongres merayakan pencabutan Obamacare setelah Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Undang-Undang Kesehatan Amerika di Washington, 4 Mei 2017. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya setelah undang-undang jaminan kesehatan baru yang diusung Partai Republik lolos di Kongres dan hampir menggantikan Obamacare atau undang-undang yang lama di bawah Presiden Barack Obama.

“Obamacare akhirnya mati, kecuali kita mau membayar pampasan kepada perusahaan asuransi,” kata Trump, yang dikelilingi anggota Kongres dari Republik di Taman Mawar, Gedung Putih, Jumat, 5 Mei 2017.

Baca: Dekrit Pertama Presiden Donald Trump: Mencabut Obamacare

Namun undang-undang jaminan kesehatan yang dikeluarkan di era Presiden Obama belumlah mati. Nasib undang-undang ini akan diputuskan dalam voting di Senat Amerika Serikat.

Republik sendiri menguasai Senat dengan margin tipis 52-48. Presiden Donald Trump telah menyatakan optimismenya bahwa Senat akan mencabut UU berusia tujuh tahun ini dan menggantinya dengan UU buatannya yang disebut lebih pro-rakyat Amerika.

“Saya yakin undang-undang ini juga akan lolos di Senat.”

Trump menyatakan kemenangan ini telah mempersatukan kembali Republik. Kemenangan ini menjadi sangat manis bagi taipan properti yang telah mengkampanyekan pencabutan Obamacare sebagai salah satu janji kampanye terbesarnya tersebut.

Sebelumnya, upaya pencabutan ini telah berkali-kali terhambat bulan lalu karena kurangnya dukungan suara walau Republik menguasai Dewan Perwakilan Rakyat.

Terpecahnya kubu ultrakonservatif dan moderat menjadi biang kerok UU yang sangat dibenci Republik ini tidak kunjung dapat dicabut.

Baca: Inilah 12 Keputusan Presiden yang Telah Diteken Donald Trump

Namun kali ini, setelah melalui sejumlah kompromi, Obamacare dicabut dengan dukungan 217-213 suara. Angka yang sangat tipis, hanya berselisih satu suara dari minimum 216 suara yang diperlukan.

Presiden Trump dilaporkan menghabiskan 48 jam terakhir sebelum pemungutan suara untuk terus melobi anggota DPR yang masih ragu agar menyatakan setuju atas pencabutan ini.

Trump menelepon mereka satu per satu dan mengundang mereka ke Gedung Putih untuk melakukan lobi pribadi.

Namun ada 20 anggota Republik berhaluan moderat yang menolak pencabutan Obamacare. Kebanyakan mereka berasal dari distrik yang mendukung Hillary Clinton dalam pemilihan presiden lalu.

Mereka beralasan, pencabutan Obamacare akan mengakibatkan jutaan konstituen mereka kehilangan jaminan asuransi meski telah ada penggantinya, yakni American Health Care Act.

Keberatan paling utama terhadap undang-undang baru buatan Donald Trump ini adalah banyak keuntungan yang semula diperoleh dalam Obamacare dihilangkan.

BUSINESS INSIDER | CNBC | POLITICO | SITA PLANASARI AQUADINI




Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 menit lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

4 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

5 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

7 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

8 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

8 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

12 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

13 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

15 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

17 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya