Duh, Senjata Intelijen Amerika Ini Tertinggal di Toilet Delta Air

Reporter

Minggu, 23 April 2017 21:03 WIB

Ilustrasi. tribune.com.pk

TEMPO.CO, New York - Seorang agen intelijen angkatan udara Amerika Serikat meninggalkan senjata berisi peluru di toilet pesawat Delta Air yang terbang darii Manchester, Inggris, ke bandara John F Kennedy, New York, pada awal bulan ini.

Intelijen yang bertugas di pesawat dengan nomor penerbangan 221 tersebut secara tidak sengaja meninggalkan pistolnya di toilet pesawat. Pistol itu kemudian ditemukan oleh seorang penumpang.

Senjata tersebut kemudian diserahkan kepada kru pesawat yang kemudian mengembalikannya kepada intelijen itu. Insiden yang terjadi akibat keteledoran intelijen itu baru dilaporkan sang petugas ke atasannya beberapa hari kemudian.

Baca juga: Dicurigai sebagai Intelijen, Model Rusia Ini Ditahan di Amerika

Seperti yang dilansir Independent pada 22 April 2017, meskipun kesalahannya sangat fatal, namun intelijen tersebut tidak dipecat. Dia hanya dipindahtugaskankan ke penerbangan lainnya beberapa hari kemudian.

Seorang sumber dari marsekal udara mengatakan bahwa intelijen itu dipekerjakan baru-baru ini dan seharusnya dicopot setelah kejadian tersebut.

"Dia melakukan kesalahan yang seharusnya berujung pada pencopotan," kata Craig Sawyer, mantan marshal.

Menurut Sawyer, jika pistol itu ditemukan oleh orang yang berniat jahat, maka itu akan membahayakan nyawa banyak orang.

Direktur Asosiasi Marsekal Udara, John Casaretti mengatakan Administrasi Keamanan Transportasi atau TSA harus memperbaiki pelatihan untuk karyawan baru.

Baca juga: Badan Intelijen AS Beberkan Cara Putin Pengaruhi Pilpres AS

"Insiden langka ini harus diselidiki secara menyeluruh dan TSA harus melakukan tindakan perbaikan yang tepat. Program pelatihan petugas lapangan dan pendampingan petugas baru harus ditingkatkan agar dapat mengurangi masalah kinerja serupa," katanya.

Maskapai Delta Air membenarkan insiden tertinggalnya senjata milik intelijen angkatan udara Amerika Serikat. Namun maskapai itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Biro Federal Marsekal Amerika Serikat telah lama dikritik karena manajemen yang buruk dan tidak memiliki laporan yang baik terkait tugas mereka, termasuk penyamaran untuk memantau dan merespons ancaman serta kinerja untuk meningkatkan keamanan.

Setelah serangan teroris 11 September 2001, pihak berwenang Amerika Serikat menempatkan agen rahasianya di setiap penerbangan menuju negara itu. Agen dari marsekal udara berpakaian preman duduk di antara penumpang sebagai langkah antisipasi serangan teror.

Dan insiden itu terjadi setelah para pejabat intelijen Amerika Serikat menerima laporan bahwa teroris ISIS secara aktif mencoba untuk menargetkan pesawat terbang, termasuk menyembunyikan bom di perangkat elektronik.

Temuan itu membuat Amerika dan Inggris melarang penumpang dari bandara di 10 negara berpenduduk mayoritas Muslim untuk membawa komputer laptop, iPads dan perangkat elektronik ke dalam kabin.
CNN|INDEPENDENT|YON DEMA


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya