Diculik Sejak 2015, 26 Pemburu Qatar Akhirnya Dibebaskan
Editor
Sita Planasari A
Sabtu, 22 April 2017 11:20 WIB
TEMPO.CO, Doha — Sebanyak 26 warga Qatar, termasuk 11 anggota kerajaan Al Thani, akhirnya dibebaskan setelah diculik sejak Desember 2015 oleh milisi Irak, pada Jumat lalu.
Seperti dilansir Deutche Welle, Sabtu, 22 April 2017, Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani langsung menyambut mereka di bandara Doha setelah kelompok ini bertolak dari Bagdad dengan pesawat jet pribadi.
Kisah penculikan dan pembebasan mereka sendiri cukup kontroversial.
Baca: ISIS Culik 385 Warga Sipil di Irak
Para pemburu ini diculik dari kamp mereka di Provinsi Muthanna, sebelah selatan Irak dekat perbatasan dengan Arab Saudi pada Desember 2015.
Sekelompok pria bersenjata mendatangi kamp mereka pada dinihari dengan kendaraan khusus untuk medan gurun pasir.
Saat itu, rombongan tersebut tengah berburu sejenis kalkun kecil yang hanya ada di kawasan gurun pasir Irak. Perburuan mereka cukup eksklusif dengan menggunakan elang terlatih.
Proses pencarian besar-besaran dilakukan di awal kasus, tapi mereka sulit ditemukan.
Setelah mereka diculik, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, meski diduga dilakukan oleh milisi Syiah, Kataeb Hizbullah.
Proses negosiasi yang rumit pun berlangsung dengan melibatkan sejumlah kelompok dan negara termasuk milisi Suriah, Iran, Irak, dan kelompok milisi Syiah Libanon, Hizbullah, serta satu kelompok berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Baca: Balas Assad, Konvoi Pengungsi Syiah Suriah Dibom, Ratusan Tewas
Menurut kantor berita AFP, perundingan ini akhirnya berbuah dengan kesepakatan. Agar para pemburu Qatar ini dibebaskan, para penculik menuntut agar dua desa Syiah di Suriah dibebaskan dari cengkeraman kelompok pemberontak.
Sebagai gantinya, dua kota yang dicengkeram pasukan pro-pemerintah Suriah juga dibebaskan.
Walhasil, pekan lalu terjadi pertukaran warga sipil dari desa Syiah, Foua dan Kfarya, dengan warga dari, Zabadani dan Madaya.
Sayang, pertukaran ini diwarnai serangan keji yang menewaskan sedikitnya 130 pengungsi Syiah, 68 di antaranya adalah anak-anak. Pelaku bom bunuh diri menggunakan truk pengangkut bahan makanan untuk merayu anak-anak dan perempuan mendekat.
Akibat serangan ini, pembebasan 26 pemburu Qatar baru dilakukan Jumat lalu, mundur dari jadwal sebelumnya.
Pertukaran ini disebut-sebut juga terkait dengan pembebasan 750 tahanan politik oleh pemerintah Suriah.
Selain perundingan pembebasan tahanan, Qatar dilaporkan membayar puluhan juta dolar kepada sejumlah faksi di Suriah terkait dengan pembebasan warganya.
DEUTSCHE WELLE | REUTERS | AP | AFP |SITA PLANASARI AQUADINI