Menang Referendum, Erdogan Minta Asing Hormati Keputusan Turki

Senin, 17 April 2017 12:33 WIB

Poster yang bergambarkan Pendiri Turki Modern, Mustafa Kemal Ataturk dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diletakkan di atas senuah monumen di Izmir, Turki, 9 April 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan kepada negara dan lembaga asing menghormati hasil referendum konstitusi pada Ahad, 16 April 2017. Kepada wartawan di Istanbul, ia mengatakan hasil referendum yang menunjukkan pemilih "Ya" 1,3 juta lebih banyak dari pemilih "Tidak" itu sebagai keputusan bersejarah.

"April 16 adalah kemenangan bagi semua, baik yang mengatakan ya atau tidak, bagi seluruh 80 juta warga Turki. Kami ingin negara-negara dan lembaga-lembaga lain untuk menunjukkan rasa hormat kepada keputusan bangsa," kata Erdogan.

Baca juga: Hasil Referendum Turki, Recep Erdogan Meraih Kemenangan

Dalam kesempatan itu, Erdogan mengucapkan terima kasih kepada warga Turki. Menurut kantor berita milik pemerintah Anadolu tingkat partisipasi penduduk dalam referendum konstitusi ini sangat tinggi yaitu mencapai 85 persen.

Seperti yang dilansir Sky News pada Senin, 17 April 2017, kantor berita negara, Anadolu melaporkan bahwa berdasarkan perhitungan cepat pada lebih dari 99 persen suara yang telah masuk, 51,3 persen di antaranya mendukung perubahan konstitusi.

Sebanyak 55 juta warga Turki mengikuti referendum pada Ahad, 16 April 2017. Sekitar 2,9 juta warga Turki di luar negeri sudah melakukan pencoblosan antara 27 Maret-9 April 2017. Referendum konstitusi ini untuk melakukan perubahan terhadap 18 butir perubahan kontitusi yang telah disepakati parlemen negara itu pada Januari 2017 lalu.

Simak pula: Referendum Akan Membentuk Sejarah Masa Depan Turki

Perubahan sistem pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial itu akan memberikan Erdogan kekuasaan yang lebih luas. Dia akan memiliki kewenangan memilih langsung menteri kabinet, memilih hakim, bahkan membubarkan parlemen yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.

Hasil referendum ini juga berpotensi besar memperpanjang masa kekuasaan Erdogan hingga 2029. Karier politik bekas wali kota Istanbul itu berkembang ketika mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada 14 Agustus 2001. Setahun kemudian, dia terpilih menjadi anggota parlemen namun dibatalkan pengadilan. Kepemimpinan Erdogan makin populer di kalangan warga Turki. Pada 15 Maret 2003, Erdogan terpilih sebagai Perdana Menteri Turki hingga 2014. Berkat kepopulerannya, ia kembali terpilih menjadi Presiden Turki dalam pemilu pada 10 Agustus 2014.

SKY NEWS | YON DEMA

Berita terkait

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

6 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

9 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

13 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

14 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

14 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

16 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

19 hari lalu

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.

Baca Selengkapnya

Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

21 hari lalu

Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

21 hari lalu

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.

Baca Selengkapnya

Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

21 hari lalu

Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel menghalangi negaranya mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya