Referendum Konstitusi Turki, Mengapa Diaspora Dukung Erdogan?  

Reporter

Sabtu, 15 April 2017 12:30 WIB

Presiden Turki, Tayyip Erdogan diajak berfoto selfie (berswa foto) bersama seorang wanita berhijab dalam sebuah seremoni di Aksaray, Turki, 19 Februari 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Den Haag--Suasana ceria muncul dari kerumunan orang yang berkumpul di tempat pemungutan suara di Den Haag, Belanda, hingga Ahad pekan lalu. Mereka adalah diaspora Turki di Belanda yang hendak memberikan suara dalam referendum konstitusi Turki.



Keluarga berkumpul bersama, anak-anak berdiri sambil menjilati es krim yang mulai meleleh. Beberapa perempuan mengenakan kerudung, sementara yang lain menggerai rambutnya yang dicat warna warni.



Baca: Warga Turki Antusias Ikuti Referendum Nasional di Belanda


Advertising
Advertising


Sejumlah pemuda saling berangkulan, tertawa dan berbicara dalam bahasa ibu mereka.



Mereka akan memberikan suara untuk referendum perubahan konstitusi negara asal mereka, yang tengah mencoba mengganti sistem negara dari pemerintahan parlementer menjadi presidensial.



Sekitar seperempat juta warga Belanda-Turki berhak memilih dalam referendum ini. Bersama satu juta lebih warga Jerman-Turki, warga diaspora ini akan turut menentukan masa depan Turki dari jauh.



Dua pemuda berusia 25 tahun rela menempuh perjalanan selama satu jam dari Rotterdam ke Haag. “Demi tanah air kami,” kata keduanya kepada BBC. Mereka memilih “ya” karena, “Erdogan adalah orang baik yang akan membangun Turki dengan lebih baik.”



Gairah serupa juga ditemui di Berlin, Jerman.



Baca: Jajak Pendapat Referendum Turki, Pendukung Erdogan Raih 52 Persen



Saat Ayfer Inci-Pekoz mengulurkan selebaran agar warga keturunan Turki menolak referendum, ajakan perempuan agen properti keturunan Turki ini ditolak oleh sebagian besar pemuda.



Salah seorang pemuda bahkan menerima selebarannya, tetapi kemudian menyobeknya hingga menjadi serpihan kecil. Di hadapan Inci-Pekoz.



Besarnya dukungan bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan dari para pemuda keturunan Turki yang merupakan generasi ketiga bahkan keempat baik di Belanda dan Jerman, tak mengherankan banyak pihak.



Di Belanda, tangan pemerintah Turki telah lama menjangkau diasporanya melalui dana ke 150 masjid di seluruh Negeri Kincir Angin. “Diyanet, badan urusan keagamaan, didanai oleh pemerintah Turki untuk mengurus masalah keagamaan warga di Belanda,” kata Hakan Buyuk, jurnalis Turki- Belanda yang bekerja untuk tabloid Zaman Vandaag.



Baca: Sebut Merkel Pakai Cara Nazi, Jerman Sebut Erdogan Lampaui Batas



Penyebab lain, generasi ketiga dan keempat Turki yang lahir dan besar di Belanda juga kerap dianggap sebagai orang asing, hal yang membuat identitas Turki mereka semakin mengental. “Alasan ini menurut saya jauh lebih berpengaruh ketimbang pengaruh dari Ankara,” ujar Thijl Sunier, profesor antropologi budaya dari Universitas Free Amsterdam.



"Jika warga keturunan Turki terus dianggap sebagai orang asing meski lahir di Belanda, berbicara dalam bahasa Belanda dan berpendidikan Belanda, maka mereka akan selalu merasa menjadi warga Turki. Dan Erdogan menjadi pahlawan bagi mereka.”



Hal serupa juga terjadi di Jerman. Meski menjadi etnis minoritas terbesar di negara itu, sejumlah penelitian menunjukkan warga keturunan Turki lebih miskin dibanding warga keturunan negara Eropa Timur di Jerman.



Anak-anak mereka juga jarang menamatkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Pengangguran dan kemiskinan pun banyak ditemui dalam komunitas warga Jerman-Turki.



Akibatnya, banyak warga keturunan Turki merasa tersisihkan dari komunitas Jerman. Erdogan, memberikan apa yang mereka inginkan, menurut Sevil Özer, ketua lembaga swadaya masyarakat Jerman-Turki. “Dia menunjukkan dirinya mau mendengar masalah diaspora. Apalagi ketika ia menantang Kanselir Jerman Angela Merkel, kemarahan mereka seakan terwakili,” tutur Özer.



Tak heran jika partai penguasa pemerintah Turki, AKP, menang besar baik di Jerman dan Belanda. Mungkinkah kemenangan itu menunjukkan kemenangan pendukung referendum konstitusi Turki? Waktu yang akan membuktikan.



BBC | THE WASHINGTON POST | AP | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

7 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

10 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

14 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

15 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

15 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

17 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

20 hari lalu

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.

Baca Selengkapnya

Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

22 hari lalu

Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

22 hari lalu

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.

Baca Selengkapnya

Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

22 hari lalu

Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel menghalangi negaranya mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya