TEMPO.CO, Chicago— Tim pengacara David Dao, penumpang yang diseret paksa dari pesawat United Airlines, menyatakan kliennya siap menggugat maskapai tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Jumat 14 April 2017, tim pengacara Dao mengirimkan permohonan darurat ke pengadilan Illinois untuk memastikan United menjaga sejumlah bukti seperti video, rekaman suara kokpit, data kru dan penumpang serta material lainnya terkait penerbangan 3411 pada Rabu waktu setempat.

Baca: Bukan Overbooking Pemicu Insiden Keji Kru United Airlines

“Apakah akan ada gugatan terhadap United Airlines dan Kota Chicago? Sangat mungkin terjadi,” kata Thomas Demetrio, kuasa hukum Dao dalam jumpa pers.

Dalam surat permohonan itu, tim pengacara Dao menyatakan bahwa setelah diproses agen tiket, check-in dan duduk di kursi penumpang sesuai dengan yang sudah dibayarnya, “Pemohon diseret paksa dan diusir dari pesawat oleh petugas keamanan bandara, yang mengakibatkan luka di beberapa bagian tubuh."

Juru bicara Corboy & Demetrio, salah satu firma hukum yang mewakili Dao, mengatakan sang dokter masih dirawat di rumah sakit. Tiga polisi bandara yang menyeret Dao sudah diberhentikan sementara.

Komisioner Departemen Penerbangan Chicago Ginger Evans mengatakan pihaknya tengah menyelidiki insiden ini dan mengevaluasi pelatihan petugas mereka. Sementara dalam pertemuan dengan Departemen Penerbangan Chicago, pejabat United Airlines kembali meminta maaf dan menyatakan akan mengevaluasi kebijakan terkait yang dijadwalkan selesai pada 30 April.

Baca: David Dao, Nama Penumpang yang Diseret Keluar United Airlines

Video dan foto dari seorang dokter bernama David Dao, 69, yang diseret keluar dari pesawat dari rute penerbangan Chicago-Louisville dengan wajah berdarah, menjadi viral di dunia maya sejak muncul Ahad waktu setempat.

Pengguna internet di seluruh dunia marah atas insiden tersebut, dan menyerukan agar semua orang memboikot United. Maskapai berdalih insiden terjadi karena mereka harus memberangkatkan empat staf, sementara tidak ada penumpang yang dengan suka rela menyerahkan kursi mereka.

REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI