Warga Turki Antusias Ikuti Referendum Nasional di Belanda  

Reporter

Minggu, 9 April 2017 16:56 WIB

Belanda-Turki memberikan suara dalam referendum presiden. Middleeasteye.net

TEMPO.CO, Amsterdam - Warga Turki yang bermukim di Belanda sejak Selasa hingga Ahad ini terlihat berbondong-bondong mendatangi tempat pemilihan suara atau TPS untuk menentukan pilahan ya dan tidak bagi referendum perubahan kontitusi Turki.

Seperti dilansir Middle East Eye, Ahad 9 April 2017, tercatat sebanyak 250 ribu warga Belanda dengan paspor Turki yang memiliki hak pilih.

Baca: Parlemen Golkan Konstitusi Baru, Turki Referendum April Ini

Selama tiga hari pertama pemungutan suara dalam referendum, sebanyak 70.000 warga Turki memberikan suara mereka di Belanda. Voting akan berakhir pada hari ini.

Banyak datang dengan keluarga mereka. Setibanya di TPS mereka saling menyapa, mengobrol dan minum teh setelah pemungutan suara di bilik khusus dihiasi dengan bendera Turki, jauh dari bentrokan yang terjadi di luar konsulat Turki di ibu kota Belanda.

Jika disetujui rakyat, referendum kontitusi Turki yang baru akan memberikan Presiden Recep Tayyip Erdogan kekuatan lebih besar dengan mengubah sistem pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial.

Salah satu dari mereka berencana untuk memilih 'ya' agar Erdogan tetap berkuasa sampai 2029, adalah Biram Jailen, seorang sopir taksi berusia 46 tahun.

"Dalam politik, saya pikir lebih baik bahwa kita memiliki pemimpin yang berkuasa dengan waktu lama," katanya sambil berjalan menuju bilik suara dengan sekelompok teman. "Tapi saya tidak ingin ia menjadi diktator."

Baca: Austria Larang Menteri Turki Kampanye Referendum

Hal senada diungkapkan Emra Dagle, seorang Turki kelahiran Belanda berusia 45 tahun. "Kami disini untuk Erdogan, jadi kami 'ya'," ujar Dagle kepada Middle East Eye.

Namun ada pula warga Turki di Belanda yang menolak perubahan konstitusi.

Termasuk Selim Dogru, 45 tahun komposer dan artis yang pindah ke Belanda 20 tahun yang lalu, mengumpulkan sekelompok warga keturunan Belanda-Turki untuk membuat lagu mendesak orang untuk memilih 'tidak’.

"Saya tahu banyak, banyak orang sepakat dengan saya. Kami tidak ingin Erdogan memiliki kekuasaan yang sebegitu besarnya," tutur Dogru.

Dogru tidak sendirian dalam pendapatnya, terdapat beberapa lainnya yang juga memilih tidak, karena menganggap kontitusi baru akan membuat Turki menjadi negara yang tidak demokratis.

Selain di Belanda, beberapa negara Eropa lainnya juga mengelar referendum yang akan diikuti oleh sekitar 850.000 warga berpaspor Turki. Eropa dan beberapa negara lainnya terlebih dulu melakukan referendum sebelum diadakan di Turki pada 16 April mendatang.

Terdapat 18 draft dalam konstitusi baru tersebut, termasuk meningkatkan jumlah anggota parlemen menjadi 600 orang dari sebelumnya 550, menurunkan usia minimum untuk menjadi anggota parlemen menjadi 18 tahun dari sebelumnya 25 tahun, serta pemilihan parlemen dan presiden digelar bersamaan setiap lima tahun.

MIDDLE EAST EYE | YON DEMA

Berita terkait

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

7 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

10 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

22 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

23 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

24 hari lalu

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.

Baca Selengkapnya

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

29 hari lalu

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

serangkaian proses perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadan

Baca Selengkapnya

Universitas Erasmus, Inilah Universitas Riset Terkemuka di Rotterdam Belanda

39 hari lalu

Universitas Erasmus, Inilah Universitas Riset Terkemuka di Rotterdam Belanda

Universitas Erasmus Rotterdam, atau biasa dikenal sebagai Erasmus University Rotterdam (EUR), adalah universitas riset yang terletak di Rotterdam, Belanda.

Baca Selengkapnya

Profil Universitas Delft, Tertua dan Terbesar di Belanda

39 hari lalu

Profil Universitas Delft, Tertua dan Terbesar di Belanda

Universitas Teknologi Delft (TU Delft) adalah universitas teknik terkemuka yang terletak di Delft, Belanda.

Baca Selengkapnya

Profil Universitas Leiden, Salah Satu yang Terkemuka di Belanda

39 hari lalu

Profil Universitas Leiden, Salah Satu yang Terkemuka di Belanda

Universitas Leiden adalah salah satu universitas internasional tertua di Belanda.

Baca Selengkapnya

Gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag Dilempar Benda Terbakar

40 hari lalu

Gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag Dilempar Benda Terbakar

Polisi Belanda telah meringkus seorang tersangka yang melemparkan benda terbakar ke gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag.

Baca Selengkapnya