Militer AS meluncurkan rudal Tomahawk dari kapal perang AS yang ada di wilayah Laut Tengah, menyasar sebuah pangkalan udara di Suriah, 7 April 2017. Rudak Tomahawk itu diluncurkan dari atas kapal perusak USS Ross (DDG 71). Robert S. Price/Courtesy U.S. Navy/Handout via REUTERS
TEMPO.CO,Damaskus – Serangan 59 rudal Tomhawk yang dilakukan Amerika Serikat ke Suriah telah menewaskan sembilan warga sipil (empat di antaranya anak-anak) dan enam tentara Suriah.
Serangan militer Amerika Serikat yang pertama kali sejak perang saudara pecah di Suriah enam tahun lalu itu menyasar pangkalan angkatan udara Suriah, Shayrat, hanya beberapa jam sebelum memasuki hari Jumat, 7 April 2017 waktu setempat.
Menurut Presiden Donald Trump, serangan militer itu untuk membalas serangan gas beracun pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang menewaskan sedikitnya 100 orang di Provinsi Idlib, 4 April lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Amerika Serikat melakukan agresi atas serangan militernya ke Suriah.
Menyusul serangan militer Amerika Serikat, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Rusia menunda penandatangan nota kesepahaman dengan Amerika Serikat tentang keselamatan wilayah udara Suriah.
”Rusia menunda memorandum dengan Amerika Serikat mengenai pencegahan insiden dan memastikan keamanan udara selama beroperasi di Suriah,” kata pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia.