Orang Tua Ini Dilarang Gunakan Allah untuk Nama Anaknya

Reporter

Selasa, 28 Maret 2017 14:15 WIB

Pasangan asal Georgia memberikan nama anaknya Allah

TEMPO.CO, Atlanta - Kelompok hak asasi publik menggugat pemerintah negara bagian Georgia, Amerika Serikat karena tidak mengizinkan sepasang suami istri memberikan anak mereka yang berusia 22 bulan dengan nama Allah.

Pemerintah Georgia tidak mempermasalahkan nama pertama dan tengah bayi ZalyKha Graceful Lorraina dari pasangan Elizabeth Handy dan Bilal Walk. Namun ketika nama belakangnya tertulis Allah, pemerintah lantas menolaknya. Alasannya, nama belakang harus dari salah satu nama orangtua.

Uni Hak Asasi Masyarakat Amerika Georgia (ACLU) lantas mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Daerah Fulton. Dalam gugatan yang diajukan Kamis pekan lalu, juga dituliskan bahwa pasangan itu memiliki anak yang lebih tua bernama Ahli Mosirah Aly Allah, yang tidak pernah dipertanyakan oleh otoritas pemerintah.

Tapi ketika Elizabeth Handy dan Bilal mengisi formulir bagi ZalyKha setahun setelah ia lahir, mereka kemudian terhalang oleh satu poin dalam kode administrasi Georgia.

Pengacara Departemen Kesehatan Publik Georgia mengatakan bahwa Undang-undang negara itu mensyaratkan nama keluarga bayi itu apakah ayah atau ibu untuk catatan kelahiran awal.

Pemerintah negeri Georgia mengatur nama akhir anak-anak itu, ZalyKha Graceful Lorraina Allah, seharusnya Handy, Walk atau kombinasi keduanya.

Pasangan itu mengatakan bahwa pemberian nama anaknya Allah bukan karena urusan religius tetapi lebih kepada nama itu dianggap suci dan mulia.

"Kami memahami dari segi pribadi kaitan nama itu. Ini bukan sesuatu yang kami ingin jelaskan secara rinci. Apa yang penting adalah hak kami sebagai orang tua," kata Walk, seperti yang dilansir Daily Mail pada 27 Maret 2017.

ACLU Georgia mengajukan gugatan atas nama pasangan itu, yang mengatakan mereka gagal mendapatkan nomor jaminan sosial anak perempuan mereka karena tidak adanya sertifikat lahir selain mengantisipasi menghadapi kesulitan akses perawatan kesehatan, sekolah dan perjalanan.

WASHINGTON POST|DAILY MAIL|YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya