Sejumlah petugas konservatif MP Tobias Ellwood, berdiri di petugas layanan darurat setelah terjadinya penyerangan di luar Istana Westminster, London, 22 Maret, 2017. Diperkirakan terjadi dua insiden yang terjadi pada waktu yang berdekatan, karena juga terdengar suara tembakan. (Stefan Rousseau/PA via AP).
TEMPO.CO, London - Seorang anggota parlemen Inggris melakukan tindakan heroik dalam aksi teror di London, Inggris, Rabu sore, 22 Maret 2017. Tobias Ellwood, anggota parlemen dari partai konservatif, berjuang menyelamatkan nyawa polisi dengan meniupkan udara dari dalam mulutnya.
Ellwood berusaha menyelamatkan nyawa polisi yang ditikam pelaku teror dengan mengembuskan napasnya melalui mulut. Ia melakukan tindakan penyelamatan itu secara spontan saat situasi di dekat gedung parlemen Inggris di Westminster masih kacau dan mencekam.
Saat itu, jarak Ellwood dengan penyerang sekitar 10 meter. Petugas kemudian menembak mati penyerang yang menikam polisi itu saat berusaha menerobos dinding keamanan dan memasuki halaman gedung parlemen Inggris.
Seperti dilansir ABC.net.au pada Kamsi, 23 Maret 2017, beberapa foto yang beredar menunjukkan tangan Ellwood berlumuran darah dan bercak darah tampak di wajahnya.
Lima orang tewas dalam teror itu. Ellwood menggambarkan insiden tersebut sebagai tragedi besar. "Saya menyaksikan. Saya orang terakhir di tempat kejadian sebelum ia meninggal," kata Ellwood.
"Saya berada di tempat kejadian. Setelah menyadari apa yang sedang terjadi, saya segera mencoba menahan aliran darah dan memberikan napas buatan sambil menunggu petugas medis tiba. Tapi saya pikir dia telah kehilangan banyak darah. Ini sangat menyedihkan."
Ellwood, yang pernah bertugas di militer Inggris hingga mencapai pangkat kapten, menggunakan pelatihan pertolongan pertama untuk menahan pendarahan polisi itu.
Pria 50 tahun tersebut tidak asing dengan terorisme. Saudaranya bernama Jonathan merupakan satu dari 202 orang yang tewas dalam Bom Bali tahun 2002.
Tersentuh oleh tindakan luar biasa Ellwood, banyak orang memuji dengan menyebutnya sebagai pahlawan.