TEMPO Interaktif, Cotabato: Makilala sedang berpesta-pora Selasa (10/10) malam lalu, sebelum sebuah bom yang meledak membubarkan perayaan ulang tahun kota itu yang ke-52. Benda laknat itu membunuh 12 orang dan mencederai 42 lainnya yang sedang larut dalam kemeriahan pesta di Provinsi Cotabato Utara tersebut.Menurut Wali Kota Makilala Honofre Respicio, bom yang ditaruh di deretan stan makanan dan minuman pada pesta yang digelar di depan balai kota itu meledak pada pukul 08.00 waktu setempat. "Ketika ratusan orang sedang berkumpul di situ ikut dalam kemeriahan perayaan," katanya Rabu (11/10).Kepala Kepolisian Cotabato Superintenden Frederico Dulay mengatakan sebelum bom meledak, seorang lelaki yang menenteng kantong plastik mendatangi salah satu stan. Di situ pria misterius itu menaruh tasnya dan membeli sebotol minuman keras. "Setelah dia pergi, bom meledak," ujarnya.Bom laknat yang merobek-robek kota pertanian di selatan Pulau Mindanao itu, Dulay mengungkapkan, terbuat dari granat mortir 81 milimeter. Dua orang tewas di tempat dan 10 lainnya meregang nyawa dalam perjalanan menuju rumah sakit. "Itu jelas merupakan serangan teroris," katanya.Beberapa jam setelah ledakan itu, sebuah bom yang juga dibuat dari granat mortir kembali mengguncang di Makilala. Kali ini, menurut Inspektur Senior Samson Obatay, sebuah toko dan bank menjadi sasaran. Seorang lelaki melemparkan bungkusan yang kemudian meledak tanpa adanya korban luka.Sebuah bom lainnya yang ditaruh di tas kemarin juga ditemukan, cuma 75 meter dari lokasi ledakan pada Selasa malam lalu. Tapi bom itu dapat dijinakkan. Kolonel Ruperto Pabustan, Komandan Distrik Militer Cotabato Utara, mengatakan bom itu sedianya diledakkan dari jauh dengan memakai telepon.Sebelumnya, Selasa subuh lalu, sebuah bom meledak di sebuah pasar paling sibuk di Kota Tacurong, sekitar 50 kilometer dari Makilala. Sebanyak empat orang terluka. "Serangan itu kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok Islam garis keras," kata Wali Kota Tacurong Lino Montilla. AFP | AP | SS KURNIAWAN