Keluarga Korban 11 September Gugat Arab Saudi di Pengadilan AS

Reporter

Rabu, 22 Maret 2017 11:44 WIB

Tim pemadam kebakaran di St Cortlandt betugas dengan latar kerangka menara kembar WTC yang telah lebur oleh serangan 11 September 2001. AP/Mark Lennihan

TEMPO.CO, New York—Ratusan anggota keluarga dari korban serangan 11 September 2001 kembali menggugat pemerintah Arab Saudi di pengadilan Amerika Serikat.


Seperti dilansir Reuters, Rabu 22 Maret 2017, gugatan ini diajukan bertepatan dengan disahkannya undang-undang oleh Kongres AS tahun lalu yang memungkinkan korban serangan terkait di wilayah AS untuk menggugat negara-negara sponsor.


Baca: 15 Tahun Tragedi 11 September, 10 Fakta Ini Layak Diingat


Gugatan yang diajukan Senin lalu di pengadilan federal Manhattan adalah upaya terkini untuk meminta pertanggungjawaban Arab Saudi atas rangkaian serangan al Qaeda, yang telah menelan hampir 3.000 korban jiwa di New York, Washington, dan Pennsylvania.


Selama bertahun-tahun, undang-undang AS yang memberikan sejumlah negara asing kekebalan dari gugatan hukum, telah mengganjal upaya korban 11 September untuk menuntut Arab Saudi di New York.


Advertising
Advertising

Hakim Pengadilan Manhattan George Daniels menolak tuntutan terhadap Kerajaan Saudi yang diajukan keluarga korban 11 September pada 2015, dengan alasan tidak berlakunya yurisdiksi pada negara berdaulat.


Namun pada musim gugur lalu, Kongres secara bulat telah mengesahkan Undang-undang Keadilan Melawan Sponsor Terorisme yang memungkinkan gugatan untuk diproses.


Baca: Wanita ini Baru ke New York Setelah 15 Tahun Tragedi 11/9


Anggota parlemen menolak veto dari presiden terdahulu, Barack Obama, yang berpendapat bahwa undang-undang ini akan memungkinkan perusahaan-perusahaan AS, tentara, dan para pejabat untuk digugat di luar negeri serta dapat memicu kemarahan negara sekutu.

Sejak itu, tercatat ada tujuh gugatan hukum yang diajukan di New York terhadap Arab Saudi, diantaranya gugatan Senin ini, yang akan ditangani oleh Hakim Daniels. Kasus-kasus sebelumnya diajukan keluarga korban dan ratusan individu yang turut terdampak oleh serangan-serangan terkait.

Sebanyak 15 dari 19 pembajak pesawat yang melakukan serangan berkewarganegaraan Arab Saudi. Komisi yang dibentuk pemerintah AS untuk menyelidiki serangan tersebut tidak menemukan adanya bukti kuat terhadap tuduhan pemerintah Arab Saudi membiayai al Qaeda secara langsung. Namun tidak menutup kemungkinan adanya oknum-oknum pejabat yang terlibat.

Pemerintah Saudi telah membantah adanya keterlibatan pada serangan tersebut. Kuasa hukum untuk Arab Saudi belum memberikan jawaban atas berita ini.

Gugatan Senin kemarin, dengan besar kerugian yang tidak ditentukan, diajukan oleh keluarga dari sekitar 800 korban beserta kurang lebih 1,500 individu yang terluka dalam penanganan pasca serangan di New York.

Di antara berbagai tuduhan terhadap pemerintah Saudi, beberapa pejabat juga diduga mengetahui adanya dana yang disalurkan dari badan amal di Arab Saudi untuk membiayai rangkaian serangan al Qaeda.

REUTERS | AGHNIADI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya