Kim Jong Un bersama sejumnlah pejabat menyaksikan uji coba mesin jet dengan daya dorong tinggi ala Korea Utara dalam foto yang dirilis 19 Maret 2017 di Pyongyang. REUTERS/KCNA
TEMPO.CO, Pyongyang - Pernyataan bernada ancaman dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson tidak membuat Korea Utara surut langkah. Sebaliknya, Korea Utara menegaskan tidak takut dengan ancaman Amerika Serikat yang akan melakukan opsi militer untuk menghentikan pembangunan senjata nuklir dan rudal Korea Utara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan pernyataan Tillerson tentang sanksi keras, tekanan lebih kuat, dan kemungkinan aksi militer ke Korea Utara tidak akan dapat menghalangi program nuklir Korea Utara.
"Kekuatan nuklir Korea Utara merupakan pedang keadilan dan senjata pencegah perang paling diandalkan untuk melindungi tanah air sosialis dan penduduknya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, seperti dilansir kantor berita resmi negara itu, KCNA, Senin, 20 Maret 2017.
KCNA melaporkan, Amerika Serikat harus menerima kenyataan Korea Utara sebagai negara yang memiliki kemampuan nuklir. Korea Utara akan dan mampu merespons secara penuh setiap perang yang disulut Amerika Serikat.
"Jika para otoritas Amerika Serikat mengira bisa menakut-nakuti Korea Utara, mereka segera tahu bahwa cara itu tidak akan berhasil," ujar KCNA.
Dalam kunjungan kerja ke Jepang pekan lalu, Tillerson menuturkan kebijakan Amerika Serikat terhadap Korea Utara selama 20 tahun telah gagal. Ia pun berjanji akan mengkaji kembali kebijakan itu pada masa pemerintahan Presiden Amerika Donald Trump.