Skandal Foto Bugil Marinir Amerika, Parlemen Menuntut Penjelasan

Reporter

Kamis, 9 Maret 2017 11:58 WIB

Marinir AS, Marisa Woytek mendengarkan Jaksa Gloria Allred saat konferensi pers mengenai foto-foto pribadi yang diposting tanpa persetujuan ke halaman Facebook "Marine Unit" di Los Angeles, 8 Maret, 2017. REUTERS/Mike Blake

TEMPO.CO,Washington—Merebaknya skandal foto bugil anggota perempuan Marinir Amerika Serikat yang dibagikan tanpa izin oleh sebuah akun Facebook, membuat parlemen marah dan menuntut penjelasan.

Seperti dilansir NBC News, Kamis 9 Maret 2017, Kirsten Gillibrand, anggota Senat dari Demokrat, mendesak Komite Militer untuk menyelidiki skandal yang sangat memalukan korps dan merugikan anggota militer perempuan itu.


Baca: Foto Bugil Marinir Amerika Beredar Viral, Dua Korban Bicara

Dalam surat kepada ketua Komite, Senator John McCain, Gillibrand, meminta diadakan sidang dengar pendapat di Senat untuk menyelidiki apakah skandal ini hanyalah segelintir dari perilaku tak terpuji anggota militer Amerika Serikat.

"Perilaku tak terpuji ini menunjukkan budaya yang tidak menghormati anggota militer perempuan, dan akan memperlemah militer kita,” tulis Gillibrand dalam surat itu.

Sementara Komite Militer Kongres Amerika akan bertemu dengan komandan tertinggi Marinir, Jenderal Robert Neller pada pekan depan, untuk mencari penjelasan tentang skandal ini.

Pertemuan yang dilakukan secara tertutup ini untuk memperoleh penjelasan sejauh mana hasil penyelidikan yang terlah berlangsung.

“Merendahkan sesama anggota militer tentu saja tidak bisa diterima,” ujar Mac Thornberry, ketua komisi yang juga anggota Kongres dari Partai Republik. “Saya sudah bertemu secara pribadi dengan Jenderal Neller, dan penyelidikan kasus ini menjadi prioritas.”

Keberadaan halaman rahasia Facebook berjudul "Marines United” menjadi perhatian publik Negeri Abang Sam setelah terungkap oleh media sejak akhir pekan lalu.

Dalam akun itu, diunggah foto ratusan perempuan anggota militer AS, baik dengan pakaian maupun tanpa pakaian. Komentar dalam akun itu sangat mengejutkan karena selain cabul bahkan mengajak melakukan pemerkosaan.

Berdasar penyelidikan sementara, akun ini diikuti oleh 30 ribu anggota Marinir AS dan anggota Angkatan Laut Inggris.

Akun ini pertama kali dilaporkan oleh The War Horse, laman berita nonprofit yang dikelola veteran Marinir Thomas Brennan. Skandal ini kemudian dilaporkan oleh Center for Investigative Reporting melalui siaran radio pada Sabtu lalu.

Pusat Penyelidikan Kriminal Angkatan Laut Amerika kini mulai menggelar penyelidikan terhadap informasi itu.

Akun ini disebut telah ditutup meski Marisa Woytek, salah satu korban yang masih aktif di mariner menyebut para anggota mesih berbagi informasi melalui media lain. “Mereka belum berhenti dan situasi ini terus memburuk,” ujar Woytek dalam wawancara telepon dengan NBC News.

Sejumlah anggota militer yang terlibat dalam akun Facebook ini dilaporkan telah dipecat.

Seorang veteran Marinir yang mengunggah foto-foto awal, dipecat dari posisinya di sebuah perusahaan kontraktor pemerintah. Sementara seorang marinir yang memposting foto marinir perempuan di Kamp Lejeune kini dibebastugaskan.

NBC NEWS | THE HILL | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

3 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

8 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

9 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

11 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

11 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

16 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

17 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

18 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

20 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya