Foto Bugil Marinir Amerika Beredar Viral, Dua Korban Bicara

Reporter

Kamis, 9 Maret 2017 11:22 WIB

Jaksa Gloria Allred (L) dan mantan Marinir AS Erika Butner, saat konferensi pers mengenai foto-foto pribadi yang diposting tanpa persetujuan mereka ke halaman Facebook "Marine Unit" di Los Angeles, California, Maret 8, 2017. REUTERS/Mike Blake

TEMPO.CO,Los Angeles—Dua perempuan anggota Marinir Amerika Serikat yang menjadi korban foto bugil viral sebuah akun Facebook akhirnya angkat bicara.

Seperti dilansir NBC News, Kamis 9 Maret 2017, Erika Butner, mantan anggota Marinir AS dan Kopral Marisa Woytek mengatakan dalam jumpa pers di Los Angeles bahwa foto-foto mereka yang diunggah dalam sebuah halaman akun Facebook, diambil tanpa persetujuan.


Baca: Kejahatan Seks di Kalangan Militer AS Melonjak

"Sikap seperti ini akan menyebabkan pelecehan seksual menjadi hal biasa,” kata Butner, 23, tahun. Ia telah mengabdi selama empat tahun sebelum akhirnya mundur dari militer pada Juni lalu.

Ia mendesak agar militer AS segera menyelidiki dan menghukum mereka yang terlibat dalam akun Facebook tersebut.

Butner mengatakan dirinya baru mengetahui fotonya termasuk di antara ratusan perempuan lain dari seluruh angkatan di tubuh militer AS, yang diunggah tanpa izin. Bahkan sejumlah foto dilengkapi dengan kontak langsung.

Dalam jumpa pers pada Rabu waktu setempat, Butner ditemani Marisa Woytek, anggota Marinir aktif yang turut menjadi korban akun cabul itu.

Dalam keterangan tertulis, Woytek mengatakan meski fotonya memakai pakaian resmi, tetapi tanggapan terhadap fotonya dalam akun Facebook tersebut sangat melecehkan.

“Foto saya diambil tanpa izin dari Instagram. Saya memperoleh info ini dari teman saya ketika melihat foto tersebut di akun Facebook bermasalah dengan tulisan ‘Saya cinta Korps Marinir’.”

Keberadaan halaman rahasia Facebook berjudul "Marines United” menjadi perhatian publik Negeri Abang Sam setelah terungkap oleh media sejak akhir pekan lalu.

Dalam akun itu, diunggah foto ratusan perempuan anggota militer AS, baik dengan pakaian maupun tanpa pakaian. Komentar dalam akun itu sangat mengejutkan karena selain cabul bahkan mengajak melakukan pemerkosaan.

Berdasar penyelidikan sementara, akun ini diikuti oleh 30 ribu anggota Marinir AS dan anggota Angkatan Laut Inggris.

Akun ini pertama kali dilaporkan oleh The War Horse, laman berita nonprofit yang dikelola veteran Marinir Thomas Brennan. Skandal ini kemudian dilaporkan oleh Center for Investigative Reporting melalui siaran radio pada Sabtu lalu.

Pusat Penyelidikan Kriminal Angkatan Laut Amerika kini mulai menggelar penyelidikan terhadap informasi itu.

Komandan tertinggi Marinir AS, Jenderal Robert Neller, mengaku sangat malu atas skandal ini. “Ini bukan sikap pejuang,” ujar Neller pada Selasa lalu.

Gloria Allred, pengacara kedua korban, meminta perempuan lain yang menjadi korban dalam skandal ini untuk segera mengadu. Allred juga mendesak Jenderal Neller untuk menemui para korban.

REUTERS | NBC NEWS | AP | SITA PLANASARI AQUADINI


Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

7 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

12 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

13 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

15 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

15 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

20 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

21 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

22 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya