Perang Saudara di Yaman Belum Ada Tanda-Tanda Berakhir  

Reporter

Jumat, 3 Maret 2017 03:00 WIB

Militan houthi terlihat berada di sekitar tank, sambil membawa senjata serbu. Ratusan warga sipil menjadi korban perang, sejak konflik ini pecah 26 Maret 2015. Aden, Yaman, 5 April 2015. Wail Shaif Thabet/Getty Images

TEMPO.CO, Sanaa - Perang saudara di Yaman sejak 2015 hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Arab Saudi dan koalisi gencar melancarkan serangan guna mengalahkan Syiah Houthi.

Kaum Syiah Houti yang kini mengusasi ibu kota Yaman, Sanaa, setelah berhasil mengusir Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi ke kota pelabudahn Aden, belum sepenuhnya berkuasa. Meskipun militan mereka yag didukung oleh Iran berada di kota-kota strategis lainnya.

Di balik itu, Arab Saudi yang tak rela Syiah Houti berkuasa di Yaman melancarkan serangan udara ketika perang di Yaman baru dimulai.

Saudi yang memimpin pasukan koalisi dukungan 10 negara terdiri dari Mesir, Maroko, Yordania, Sudan, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar dan Bahrain melakukan gempuran melalui udara. Sedangkan serangan darat diambil alih oleh militer Jibouti, Eritrea dan Somalia.

Belum cukup dengan dukungan militer negara-negara sahabat Saudi, agar gempuran ke Yaman sukses, maka negeri superkaya ini disokong informasi intelijen oleh Amerika Serikat.

"Amerika Serikat juga memberikan dukungan logistik termasuk pengisian bahan bakar di udara, pencarian pasukan koalisi yang hilang, serta penjualan senjata."

Amerika Serikat dan Inggris juga menempaatkan personil militernya di pusat komando dan pengerahan pasukan di basis Saudi guna menyerang Yaman.

Di antara dosa Saudi ketika melakukan serangan udara terhadap Yaman dengan sandi Operasi Badai itu, antara lain, pada 10 Januari 2017, mereka menjatuhkan bom di dekat sekolah menakibatkan dua murid sekolah tewas dan seorang pegawai sekolah. Bom juga melukai tiga murid lainnya.

"Bom yang dijatuhkan jet tempur Saudi menewaskan gadis 11 tahun ketika dalam perjalan menuju sekolah," kata Sarah Leah Whitson, Direktur Human Rights Watch urusan Timur Tengah.

Sedangkan di pertengahan Februari 2017, Saudi melancarkan gempuran udara tak jauh dari ibu kota yaman, Sanaa, menyebabkan sedikitnya 10 perempuan dan anak tewas.

Menurut saksi mata, serangan itu menyasar kerumunan orang yang sedang melayat di rumah tokoh masyarakat di Ashira, sebuah desa di sebelah utara Sanaa.

"Selain menewaskan sembilan perempuan dan satu anak, gempuran udara pasukan koalisi juga melukai puluhan korban lainyna.

Saksi mata lain mengatakan kepada Reuters, "Orang-orang pada mendengar suara jet tempur dan mulai berlarian dari rumah tersebut tetapi kemudian bom-bom itu menghantam rumah secara langsung. Atap rumah runtuh. Darah berceceran di mana-mana," kata Hami Ali.

"Kami peduli pada laporan media bahwa ada serangan udara menyebabkan sejumlah penduduk sipil tewas di Sanaa.Kami akan selidiki," bunyi pernyataan koalisi.



HUMAN RIGHTS WATCH | INDEPENDENT | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

16 jam lalu

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

Jemaah tanpa visa haji resmi bisa dikenakan sanksi deportasi dan dilarang memasuki Arab Saudi sesuai jangka waktu yang diatur UU

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Penambahan Kuota Haji 2024 dari Saudi

2 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Penambahan Kuota Haji 2024 dari Saudi

Bamsoet mengapresiasi penambahan kuota haji sebesar 20 ribu orang pada tahun 2024, sehingga total kuota Jemaah Haji Indonesia menjadi 241.000 orang.

Baca Selengkapnya

114.186 Calon Haji di Tiga Embarkasi Nikmati Makkah Road, Dirjen Imigrasi Ingin Layanan Diperluas

5 hari lalu

114.186 Calon Haji di Tiga Embarkasi Nikmati Makkah Road, Dirjen Imigrasi Ingin Layanan Diperluas

Jemaah calon haji yang mendapatkan layanan Makkah Route tak perlu mengantre untuk proses keimigrasian di bandara kedatangan.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Minta Warga Jangan Sampai Tertipu Iklan Naik Haji di Media Sosial

5 hari lalu

Arab Saudi Minta Warga Jangan Sampai Tertipu Iklan Naik Haji di Media Sosial

Arab Saudi mengimbau publik untuk tidak tertipu atau merespons iklan di media sosial tentang pelaksanaan ibadah haji

Baca Selengkapnya

Saingi Dubai, Neom di Arab Saudi Bangun Infinity Pool Sepanjang 450 Meter

7 hari lalu

Saingi Dubai, Neom di Arab Saudi Bangun Infinity Pool Sepanjang 450 Meter

Kolam megah ini disebut akan memberikan sensasi mengambang di atas air tenang yang membentang hingga ke cakrawala di Neom, Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

7 hari lalu

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

Bagaimana perjalanan umat muslim Nusantara dahulu berangkat ke Mekah untuk menjalankan ibadah haji?

Baca Selengkapnya

Kemenag Perpendek Masa Tugas Sebagian Petugas Haji, Apa Alasannya?

8 hari lalu

Kemenag Perpendek Masa Tugas Sebagian Petugas Haji, Apa Alasannya?

Arab Saudi kirim 70 petugas ke Bandara Soekarno-Hatta untuk membantu memeriksa administrasi keberangkatan jemaah calon haji.

Baca Selengkapnya

554 Kloter Jemaah Calon Haji Siap Berangkat ke Tanah Suci Mulai 12 Mei, Kemenag Siapkan Ini

8 hari lalu

554 Kloter Jemaah Calon Haji Siap Berangkat ke Tanah Suci Mulai 12 Mei, Kemenag Siapkan Ini

Proses pemberangkatan Jemaah calon haji ke Arab Saudi akan berlangsung hingga 10 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Luncurkan Kartu Pintar "Nusuk" untuk Jamaah Haji

8 hari lalu

Arab Saudi Luncurkan Kartu Pintar "Nusuk" untuk Jamaah Haji

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi meluncurkan kartu pintar "Nusuk" yang wajib dibawa oleh jamaah haji

Baca Selengkapnya