Acara Oscar Kacau, Presiden Trump: Panitia Fokus Isu Politik  

Reporter

Selasa, 28 Februari 2017 12:14 WIB

Aktor Mahershala Ali menunjukkan pialanya usai menang sebagai aktor pendukung terbaik dalam penghargaan Piala Oscar ke-89 di Hollywood, California, AS, 26 Februari 2017. REUTERS/Lucas Jackson


TEMPO.CO, Los Angeles - Presiden Donald Trump menuding kekacauan dalam acara penghargaan kepada insan film dunia, Oscar, terjadi karena panitia terlalu berfokus pada isu politik yang terkait dengannya.

Dalam satu wawancara di Kantor Oval dengan situs konservatif Breitbart News, Presiden Trump mengatakan penyelenggara Oscar 2017 gagal fokus karena terlalu berfokus pada politik.

Berita terkait: Jimmy Kimmel Buka Oscar dengan Sindir Trump

"Agak sedikit menyedihkan. Ini tidak terasa seperti malam penuh kemewahan dan sukacita. Saya pernah ke Oscar, seperti ada sesuatu yang hilang dan acara puncaknya agak menyedihkan," ucap Trump, seperti dilansir Guardian pada 28 Februari 2017.

Komentar Trump dibuat setelah Faye Dunaway dan Warren Beatty keliru mengumumkan pada puncak acara itu bahwa penghargaan film terbaik diraih La La Land. Seharusnya Moonlight yang menjadi pemenang. Kekeliruan itu memicu huru-hara yang digambarkan sebagai salah satu yang paling memalukan dalam sejarah Oscar atau Academy Awards.

Berita terkait: Kritik Trump, Selebritis Pakai Pita Biru di Oscar

Dalam penyelenggaraan Oscar yang ke-89 tersebut, Trump menjadi sasaran ejekan sepanjang malam terkait dengan kebijakan imigrasi yang diperkenalkan.

Pembawa acara penganugerahan Oscar, Jimmy Kimmel, memulai acara dengan menyampaikan kalimat satir untuk menyindir Trump. Kimmel menuturkan acara tersebut ditonton miliaran orang yang benci kepada Amerika Serikat.

Kimmel bukan satu-satunya yang menjadikan Trump sebagai bahan lelucon. Beberapa penerima penghargaan memanfaatkan pidato kemenangannya untuk mengkritik kebijakan Trump terkait dengan imigrasi.

Berita terkait: Mahershala Ali Aktor Muslim Pertama Menang di Oscar

Kebijakan itu mempengaruhi sutradara asal Iran, Asghar Farhadi, yang memenangi Oscar untuk film berbahasa asing terbaik. Dia memilih tidak menghadiri penghargaan secara pribadi dan diwakili astronaut kelahiran Iran, Anousheh Ansari, yang membacakan pernyataan atas namanya.

"Tidak adanya saya adalah untuk menghormati orang-orang dari negara saya dan orang-orang dari enam negara lain yang telah tidak dihormati hukum tidak manusiawi yang melarang masuknya imigran ke Amerika Serikat," bunyi pernyataan Farhadi yang dibacakan Ansari.

Selain mengejek, sejumlah selebritis, seperti aktris Ruth Negga, sineas film Moonlight, Barry Jenkins, dan supermodel Karlie Kloss, menjadi perhatian karena memasang pita biru pada pakaiannya. Popularitas pita biru ini digunakan untuk mendukung organisasi American Civil Liberties Union atau kelompok Pendukung Kebebasan Hak Sipil Amerika Serikat (ACLU).

ACLU adalah sebuah organisasi yang selama ini giat melakukan kampanye melawan kebijakan Trump yang melarang warga dan pengungsi dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim masuk Amerika.

NEWS.COM.AU | GUARDIAN | YON DEMA




Berita terkait

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

29 menit lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

31 menit lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

14 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

15 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

20 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

20 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

21 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

1 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

1 hari lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya