TEMPO Interaktif, Islamabad: Kalangan partai politik Pakistan hari ini menuduh Presiden Pakistan Pervez Musharraf membocorkan rahasia negara dalam momoarnya. Jenderal yang mendepak perdana menteri Nawaz Sharif melalui kudeta tak berdarah tujuh tahun silam itu meluncurkan otobiografi di New York pada Senin lalu.Buku yang diberinya judul In Line of Fire itu berisi rincian-rincian eksplosif tentang bagaimana Amerika Serikat menekan Islamabad agar mendukung "perang melawan teror". Buku itu juga menyajikan informasi tangan pertama tentang pasang surut hubungan Pakistan dengan India.Musharraf mengatakan intelijen Amerika Serikat membayar jutaan dolar kepada Pakistan untuk menyerahkan ratusan tersangka Al-Qaidah. Menurut dia, Washington mengancam akan mengebom Pakistan agar "kembali ke abad batu" jika tidak mau mendukung "perang melawan teror".Buku itu terutama dikritik karena pernyataan Musharraf bahwa program nuklir Pakistan belum sepenuhnya operasional pada 1999 ketika negara itu terlibat konflik dengan India. Ahsan Iqbal, juru bicara partai Sharif, Liga Muslim Pakistan, mengatakan itu adalah rahasia negara yang tidak boleh dibocorkan oleh presiden."Dia juga melanggar undang-undang kerahasiaan resmi dengan membicarakan bagaimana Pakistan dipaksa bergabung dalam perang di Afganistan yang dipimpin Amerika Serikat," kata Iqbal.Partai bekas perdana menteri Benazir Bhutto, Partai Rakyat Pakistan, menuduh Musharraf menggunakan sumberdaya negara untuk mempromosikan bukunya. "Itu upaya pemujaan diri yang gagal oleh jenderal," kata Farhatullah Babar, juru bicara Bhutto.Sementara itu, aliansi enam partai fundamentalis Islam, Muttahida Majlis-e-Amal (MMA), menuduh Musharraf melanggar sumpah jabatannya. "Dia tidak punya hak konstitusional menggunakan biaya negara untuk menjual bukunya dan membocorkan rahasia negara untuk menarik minat," kata pemimpin senior aliansi, Liaqat Baluch.AFP | AP | YANTO