Empat Hakim, Satu Saddam

Reporter

Editor

Senin, 25 September 2006 04:40 WIB

TEMPO Interaktif, Bagdad: Presiden Irak yang telah jatuh itu masih tampak rapi dengan setelan jas hitam dan kemeja putih tanpa dasinya. Banyak yang menduga Saddam tak berdasi sebagai lambang usahanya menarik simpati muslim anti-Barat dengan menunggangi mitos lama soal dasi sebagai lambang pembaratan.Dia tentu ingin tampil gagah dengan pakaian koleksinya, karya bekas penjahitnya yang juga menjahitkan pakaian untuk Pervez Musharraf dan Nelson Mandela.Dalam setiap penampilannya di persidangan, Saddam selalu tampil jumawa, melontarkan kata-kata kerasnya, dan berulang kali menolak sidang yang dianggapnya tak punya legitimasi itu.Tapi, dalam sidang Rabu lalu, penampilan dan gaya keras kepala Saddam seperti raib ditelan bumi. Hari itu ia berhadapan dengan ketua hakim baru, Muhammad al-Uraibi Khalifa, yang menggantikan Abdullah al-Amiri.Pada Selasa malam lalu, Perdana Menteri Nuri Kamal al-Maliki memecat Amiri. Hussein al-Duri, pembantu Maliki, mengatakan satu alasannya adalah komentar Amiri dalam pengadilan sepekan sebelumnya, yang mengatakan kepada Saddam bahwa, "Anda bukanlah seorang diktator.""Tidaklah diizinkan hakim menyampaikan opininya," kata Duri kepada televisi Al-Arabiya di Irak.Komentar Amiri memicu kemarahan orang-orang Kurdi dan Syiah, kaum yang tertindas selama Saddam berkuasa, dan menuai kritik bahwa dia terlalu toleran terhadap Saddam.Jaksa sebelumnya telah meminta Amiri diganti setelah hakim itu membiarkan Saddam menyemprot para saksi dari kalangan Kurdi di pengadilan.Ahli hukum Human Rights Watch, Nehal Bhuta, mengatakan menyingkirkan hakim adalah "pelanggaran yang terang-benderang atas independensi pengadilan". International Center for Transitional Justice juga berpendapat serupa.Pergantian hakim juga menjadi masalah karena aturan hanya mengizinkan penggantian hakim pengadilan dengan syarat Dewan Kepresidenan--terdiri atas Presiden Irak Jalal Talabani dan dua wakil presiden--menyetujuinya. Tapi hal ini belum terjadi, kata seorang warga Amerika yang dekat dengan kasus ini kepada New York Times.Yang baru keluar adalah persetujuan kabinet. "Pemerintah Irak merasa hakim itu (Amiri) tak lagi netral sebagaimana terlihat ketika dia menggambarkan Saddam sebagai bukan seorang diktator," kata kabinet dalam pernyataan resminya.Tapi sidang Pengadilan Tinggi Pidana Irak, yang dibentuk khusus untuk menangani perkara Saddam, tetap berjalan dengan dipimpin hakim ketua Muhammad al-Uraibi. Uraibi adalah orang Arab Syiah, sama seperti Amiri, yang berasal dari Amara, tenggara Irak, dan sebelumnya menjadi wakil hakim Amiri.Ia tampil Rabu lalu dalam sidang pertama kasus pembantaian suku Kurdi dalam Operasi Anfal dengan terdakwa Saddam dan enam terdakwa lainnya, termasuk sepupu Saddam, Ali Hassan Majid. Operasi itu mengganyang gerilyawan Kurdi pada pengujung 1980-an dan diduga 180 ribu orang tewas, kebanyakan warga sipil yang dibunuh dengan gas.Badie Arif, pengacara terdakwa, berdiri dan protes atas penggantian hakim itu. "Saya ingin mundur dari sidang ini," katanya.Wadoud Fauzi, pengacara lain, berdiri dan membacakan pernyataan mewakili tim pembela. "Keputusan untuk memecat hakim atas perintah pemerintah menunjukkan bahwa pengadilan ini kehilangan standarnya sebagai sebuah pengadilan yang adil," katanya. "Karena kami meragukan kredibilitas pengadilan, kami memutuskan mundur.""Anda boleh pergi," kata Uraibi dan semua tim pembela keluar sidang. Hakim kemudian memanggil lima pengacara yang ditunjuk pengadilan.Saddam berdiri, menuding hakim, dan mengacungkan tinjunya di mimbar. "Anda harus berurusan dengan kami sebagaimana hukum mengaturnya," teriaknya."Anda tak punya hak bicara," kata hakim tegas."Kau harus mendengar pendapatku!" teriak Saddam sambil memukul jeruji di depannya."Saya hakim pengganti dan akan memutuskan siapa yang harus mendengarkan," balas sang hakim."Bapakmu dulu mengabdi sebagai sersan dalam pasukan keamanan hingga Bagdad jatuh pada 2003," teriak Saddam."Saya tantang Anda di depan publik jika ini menjadi sebuah kasus," kata Uraibi. Pihak keamanan kemudian menyeret Saddam keluar sidang saat hakim berteriak: "Bawa dia keluar! Bawa dia keluar!"Saddam rencananya akan dituntut dalam 12 kasus. Sejauh ini dia baru disidang dalam dua kasus. Kasus pertama, dia didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan atas pembunuhan 148 orang Syiah di Dujail pada 1982. Sidangnya digelar sejak 19 Oktober 2005 dan berakhir pada 27 Juli lalu dan akan dilanjutkan pada 16 Oktober nanti dengan sebuah putusan.Sidang yang berlangsung pekan lalu adalah sidang untuk kasus kedua. Ia didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan dalam Operasi Anfal pada 1988. Kedua persidangan digelar di sebuah ruang sidang yang dijaga ketat di dalam Zona Hijau mirip benteng di Bagdad, Irak.Selama sidang-sidang ini berlangsung, sudah empat hakim yang gonta-ganti memimpin. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mempertanyakan apakah para hakim itu akan mampu mengendalikan sidang karena mereka takut, bila digeser, akan kehilangan perlindungan keamanan.Seorang pejabat Amerika mengaku tak dapat berkomentar apakah hakim Amiri akan kehilangan perlindungan keamanan atau tidak. Tapi, menurut dia, terlalu dini menilai bahwa imparsialitas pengadilan telah dicederai dengan digantinya sang hakim. BBC | AP | AFP | THE BUFFALO NEWS | NEW YORK TIMES | IWANK

Berita terkait

Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

17 hari lalu

Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

Serangan Iran sebagai balasan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus. Berikut Presiden Iran dari masa ke masa.

Baca Selengkapnya

Kisah Kapal Pesiar Mewah Saddam Hussein yang Jadi Tempat Minum Teh Nelayan

17 Maret 2023

Kisah Kapal Pesiar Mewah Saddam Hussein yang Jadi Tempat Minum Teh Nelayan

Kapal pesiar mewah milik bekas penguasai Irak, Saddam Hussein, itu tinggal bangkainya.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Kunjungi Irak, Janji Pertahankan Kehadiran Pasukannya

7 Maret 2023

Menhan AS Kunjungi Irak, Janji Pertahankan Kehadiran Pasukannya

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin membuat kunjungan tak resmi ke Irak hampir 20 tahun setelah invasi yang dipimpin AS menggulingkan Saddam Hussein.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Terakhir Presiden Irak Saddam Hussein, Dieksekusi Mati di Tiang Gantungan 16 Tahun Lalu

30 Desember 2022

Hari-hari Terakhir Presiden Irak Saddam Hussein, Dieksekusi Mati di Tiang Gantungan 16 Tahun Lalu

Saddam Hussein dihukum gantung pada 30 Desember 2006. Ini profil dan hari-hari terakhir Presiden Irak paling diperhitungkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Profil Kota Tikrit di Irak Pasca 15 Tahun Kematian Saddam Hussein

14 Desember 2022

Profil Kota Tikrit di Irak Pasca 15 Tahun Kematian Saddam Hussein

Kota Tikrit di Irak dan Saddam Hussein memiliki sejarah yang tak bisa terpisahkan. Bagaimanakah kondisinya kini setelah 19 tahun penangkapan Saddam?

Baca Selengkapnya

Gerakkan Puluhan Ribu Pendukung Jumatan di Lapangan Saddam, Siapa Moqtada al-Sadr?

6 Agustus 2022

Gerakkan Puluhan Ribu Pendukung Jumatan di Lapangan Saddam, Siapa Moqtada al-Sadr?

Puluhan ribu pengikut ulama Syiah, Moqtada al-Sadr, salat Jumat di lapangan Saddam di Baghdad, bagian dari upaya gagalkan pembentukan pemerintahan

Baca Selengkapnya

Apa Dalih Saddam Hussein Menginvasi Kuwait pada 32 Tahun Lalu?

3 Agustus 2022

Apa Dalih Saddam Hussein Menginvasi Kuwait pada 32 Tahun Lalu?

Tepat, 2 Agustus tahun 1990 atau 32 tahun silam. Irak menginvasi Kuwait yang diperintahkan Presiden Saddam Hussein.

Baca Selengkapnya

Revolusi Irak 64 Tahun Lalu: Nasionalisme, Ujung Monarki dan Sosok Saddam Hussein

15 Juli 2022

Revolusi Irak 64 Tahun Lalu: Nasionalisme, Ujung Monarki dan Sosok Saddam Hussein

Revolusi Irak yang terjadi 14 juli 1958 menyimpan banyak sejarah penting bagi Timur Tengah dan dunia.

Baca Selengkapnya

Louis XVI hingga Saddam Hussein, Tokoh-Tokoh Dunia yang Dieksekusi Mati

11 Oktober 2021

Louis XVI hingga Saddam Hussein, Tokoh-Tokoh Dunia yang Dieksekusi Mati

Vonis pengadilan paling berat yang dijatuhkan kepada seseorang adalah hukuman mati.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Pemilu Irak Digelar, Diikuti 167 Partai

10 Oktober 2021

Hari Ini Pemilu Irak Digelar, Diikuti 167 Partai

Pemilihan umum digelar di Irak, Minggu, 10 Oktober 2021 di tengah ancaman boikot pemilih yang tidak percaya pada demokrasi

Baca Selengkapnya