Tentara Myanmar Bentuk Tim Investigasi Kasus Rohingya

Reporter

Jumat, 10 Februari 2017 21:08 WIB

Seorang wanita muslim Rohingya bersama anaknya menangis saat ditangkap oleh petugas perbatasan Bangladesh (BGB) setelah melintas perbatasan secara ilegal di Cox's Bazar, Bangladesh, 21 November 2016. Warga Rohingnya melarikan diri ke Bangladesh karena kekerasan yang diterimnya di Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Yangon -Angkatan bersenjata Myanmar membentuk tim investigasi yang beranggotakan enam anggota militer senior untuk membuktikan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan pelanggaran hukum oleh pasukan keamanan di negara bagian Rakhine.

"Para pejabat di semua level memberikan perintah dan pengawasan untuk memastikan bahwa pasukan keamanan tidak menggunakan tekanan berlebihan dan mencederai hak asasi dalam kerangka hukum selama operasi pembersihan di kawasan itu," ujar pernyataan resmi militer Myanmar atau Tatmadaw dalam bahasa setempat yang dikutip dari Asian Correspondent, Jumat, 10 Februari 2017.

Baca juga:
Kapal Bantuan Malaysia untuk Rohingya Merapat di Myanmar
Kisah Seru Tim Kemanusiaan Indonesia untuk Rohingya
Salah Kaprah tentang Rohingya di Myanmar

Dalam pernyataannya, militer Myanmar menegaskan langkah hukum akan dikenakan kepada siapa saja yang melanggar perintah.

Pembentukan tim investigasi yang beranggotakan pejabat tinggi militer Myanmar merespons laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 7 Februari 2017 yang menyatakan pasukan keamanan Myanmar telah melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan ala gangster terhadap Rohingya muslim.

Aparat militer Myanmar juga disebut membakar desa warga Rohingya muslim sejak Oktober lalu. Perilaku tentara Myanmar ini dinilai sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan dan kemungkinan kejahatan pembersihan etnis.

Reuters pada hari Rabu, 8 Februari, melaporkan informasi dari sumber yang menyebutkan lebih dari 1.000 Rohingya muslim telah dibunuh dalam operasi kekerasan oleh militer Myanmar.

Juru bicara presiden Myanmar, Zaw Htay mengatakan jumlah yang tewas kurang dari 100 orang yang dibunuh dalam operasi memberantas pemberontak milisi Rohingya yang menyerang pos polisi di perbatasan Oktober lalu.

Namun dengan perbedaan jumlah korban yang dibunuh antara laporan Reuters dengan laporan pemerintah Myanmar, Zaw Htya mengatakan akan mengeceknya di lokasi terjadinya pembunuhan.

Sementara Kementerian Luar Negeri Myanmar meminta PBB memberikan bukti atas klaim terjadinya pembunuhan massal dan pemerkosaan ala gangster.

"Kami selalu meminta bukti, namun tak satupun menyerahkan bukti atas dugaan itu. Namun begitu, komisi investigasi kami akan menguji apakah itu benar atau tidak," kata Daw Aye Aye Soe, juru bicara Kementerian Luar Negeri Myanmar.

ASIAN CORRESPONDENT | REUTERS | MARIA RITA

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

16 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya