Kapal Bantuan Malaysia untuk Rohingya Merapat di Myanmar

Reporter

Jumat, 10 Februari 2017 14:46 WIB

Massa dari Dompet Dhuafa berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta, Kamis (26/7). Dalam unjuk rasa tersebut mereka menyerukan agar pemerintah Indonesia menggalang solidaritas dunia untuk perdamaian dan mendesak ASEAN untuk aktif dalam persoalan Rohingnya. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yangon - Sebuah kapal membawa 2.300 ton bantuan untuk puluhan ribu muslim Rohingnya tiba di Yangon. Namun kehadiran mereka disambut protes dari umat Buddha setempat.

Para pekerja kesehatan dan relawan berkerumum di atas dek kapal Nautival Aliya saat merapat di dermaga Thilawa, Kamis, 9 Februari 2017, membawa makanan, bantuan medis, dan pakaian.

Baca juga:
Salah Kaprah tentang Rohingya di Myanmar
Kisah Seru Tim Kemanusiaan Indonesia untuk Rohingya

Panitia bantuan mengatakan mereka sangat percaya pemerintah Myanmar akan menyalurkan seluruh bantuan yang dibawa sebagaimana yang pernah dijanjikan meskipun terjadi diskriminasi di sana.

"Kami harus menghormati kedaulatan Myanmar," kata Razali Ramli dari 1Putera Club Malaysia yang membantu pengiriman bantuan bersama sejumlah LSM.

"Kami menyerahkan bantuan ini dengan iktikad baik," ujarnya.

Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar turut di antara delegasi yang bertemu di kapal. Myanmar saat ini mendapatkan perhatin negara-negara ASEAN, termasuk Malaysia, karena masalah krisis kaum rohingnya.

Di luar dermaga pelabuhan, puluhan pendeta Buddha dan pengunjuk rasa mengibar-kibarkan bendera nasional dan menggelar spanduk bertuliskan "No Rohingnya."

"Kami ingin mereka tahu bahwa kami tidak menghendaki Rohingnya di sini," kata seorang pendeta Buddha bernama Thuseitta dari Patriotic Myanmar Monks Union kepada kantor berita AFP.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

1 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

7 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

12 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

14 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

14 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

17 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

17 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

18 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

19 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya