TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Masjid di Bangsar, Kuala Lumpur, Malaysia merayakan keberagaman dengan membuka pintunya lebar-lebar untuk menyelenggarakan acara Tahun Baru Cina atau Imlek.
Acara itu mendapat sambutan baik oleh lebih dari 400 warga Malaysia yang kebanyakan memakai pakaian tradisional berwarna merah yang dianggap bertuah oleh warga keturunan Tionghoa. Jumlah tersebut melebihi estimasi panitia penyelenggara.
Imam Mohd Bukhai Hakah mengatakan sebelumnya panitia memperkirakan sekitar 100 sampai 150 tamu.
Dalam acara yang berlangsung selama dua jam, pada Sabtu, 4 Februari 2017, warga Malaysia dari berbagai ras dan agama duduk dan neyantap hidangan lokal seperti rendang, ketupat dan nasi minyak serta jeruk, secara bersama-sama.
Ketua Masjid Saidina Abu Bakar As-Siddiq yang menyelenggarakan acara itu, Datuk Ibrahim Thambychik, mengatakan bahwa dia memutuskan mengadakan open house untuk menunjukkan masjid itu menyambut semua orang.
"Jika Anda melihat sejarah Islam, masjid memiliki banyak fungsi. Selain shalat, juga dapat berfungsi sebagai pusat sosial bagi muslim dan non-muslim," kata Datuk Ibrahim seperti yang dilansir Straits Times pada 6 Januari 2017.
Menurut Datuk Ibrahim, itu kali pertama masjid tersebut mensponsori acara perayaan Imlek. Setelah sambutan baik dari masyarakat, pihak masjid berencana mengadakannya lagi tahun depan.
Para tamu yang hadir sangat senang dengan kegiatan itu, termasuk Collin Swee, 49 tahun yang mengatakan bahwa acara itu merupakan peristiwa sangat berarti baginya.
"Saya rasa ini adalah indah. Ini sangat diperlukan ketika saat ini banyak terjadi perpecahan dimana-mana hanya karena berbeda ras dan agama," kata Swee.
Maizura Shamsuddin, Asisten direktur utama Departemen Urusan Islam Wilayah Persekutuan, mengatakan ia sangat mendukung acara tersebut.