Gadis Afganistan Menembus Batas dengan Wushu

Reporter

Jumat, 3 Februari 2017 14:19 WIB

Sima Azimi, menunjukkan gerakan Wushu pada murid-muridnya saat berlatih di puncak bukit bersalju di Kabul, Afganistan, 29 Januari 2017. Wanita cantik itu saat ini memiliki 20 murid yang belajar di klub Shaoulin Wushu di Kabul. REUTERS/Mohammad Ismail

TEMPO.CO, Kabul - Di puncak gunung bersalju di Ibu Kota Kabul bagian barat, sekelompok gadis Afganistan berlatih gerakan wushu, olahraga yang dikembangkan dari seni bela diri kung fu.

Dengan mengenakan baju merah jambu lengkap dengan penutup kepala atau hijab, gadis-gadis tersebut melakukan gerakan peregangan, pelenturan, dan hunjaman pedang ke udara.

Baca: Arnold Schwarzenegger Ajak Donald Trump Tukar Pekerjaan

Di antara gadis-gadis usia belasan tersebut, terdapat seorang wanita yang usianya sedikit lebih tua dari mereka dan posturnya lebih besar.

Dialah Sima Azimi, remaja 20 tahun yang menjadi pelatih sekaligus pemilik perguruan wushu di negara yang membatasi pergerakan kaum Hawa.

Shaolin Wushu Club yang berada Kota Kabul, pusat tempat tinggal komunitas etnis Syiah Hazara, merupakan pengecualian yang langka.

Menurut Azimi, wushu tidak hanya mengajarkan bela diri, tapi juga menyehatkan tubuh dan jiwa. Azimi mulai mempelajari wushu sejak tinggal di Iran. Di negara itu, dia memenangi medali emas dan perunggu dalam kompetisi.

Dia kemudian memutuskan pindah ke Kabul dan membuka pelatihan seni bela diri tersebut setelah didorong ayahnya. Kini kegiatannya tersebut telah berjalan selama setahun.

"Aku mengajarkan gadis-gadis Afghanistan untuk menguatkan kemampuan mereka, sehingga gadis-gadis itu dapat meningkatkan diri mereka sebagaimana gadis-gadis lain di dunia," ucap Azimi.

"Ambisiku adalah melihat murid-muridku bisa ikut bagian dalam kejuaraan internasional dan memenangi medali untuk negara mereka."

Seni bela diri adalah salah satu olahraga yang populer di Kabul. Tapi cukup sulit bagi anak-anak yang ingin bergabung dengan Grup Shaolin Wushu karena takut terhadap berbagai gangguan, termasuk pelecehan dan kekerasan lain.

"Tantangan terbesar yang kita hadapi adalah tidak aman," ujar Zahra Timori, 18 tahun. "Kami sulit pergi ke klub karena masalah ini."

Gadis-gadis itu berharap olahraga ini dapat menciptakan suasana yang lebih aman di Afganistan, melawan kenyataan sehari-hari yang harus mereka hadapi.

Rahmatullah Azimi, ayah Sima, berharap suatu saat nanti anak-anak perempuan dari etnis selain Hazara juga dapat bergabung di padepokannya.

REUTERS | YON DEMA




Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

11 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

56 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

57 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

8 Februari 2024

Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

Abdul Qayoum Safi asal Afganistan lulus dari Magister Ilmu Komunikasi Unpad dengan IPK tertinggi 4,00.

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.

Baca Selengkapnya

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.

Baca Selengkapnya