Ilustrasi - LGBT (rainbow flag). dok. KOMUNIKA ONLINE
TEMPO.CO, Washington- Pembela hak-hak lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) Amerika Serikat, meminta agar Gedung Putih memperkuat perlindungan terhadap kaum tersebut sesuai janji kampanye Donald Trump. Pasalnya, beredar draf putusan eksekutif yang isinya justru akan mendiskriminasi kaum LGBT di pemerintahan.
"Kaum LGBTQ harus tetap waspada terhadap segala kemungkinan serangan," kata Sarah Kate Ellis, presiden kelompok hak-hak sipil GLAAD.
Sebelumnya, presiden Donald Trump menyatakan dirinya akan terus menegakkan perintah eksekutif 2014 oleh pendahulunya Barack Obama, terkait pembatasan diskriminasi terhadap kaum LGBT yang bekerja untuk pemerintah.
Menurut Ellis, pihaknya masih meragukan pernyataan itu, mengingat sikap Partai Republik pendukung Donald Trump yang tidak mendukung LGBT. Sehingga Republik bisa mendorong adanya keputusan eksekutif untuk mendiskriminasi LGBT dengan kedok agama.
Sebelumnya, beberapa aktivis LGBT dikejutkan atas draf perintah eksekutif anti-LGBT yang telah bocor dan beredar di Washington. Draf itu akan diresmikan Trump bersamaan dengan National Prayer Breakfast tahunan pada Kamis, 2 Februari mendatang.
Berdasarkan dokumen yang bocor tersebut, rancangan perintah eksekutif akan mendiskriminasikan karyawan federal dan kontraktor yang LGBT, menurut sumber yang telah melihat rancangan dan meminta untuk tidak diidentifikasi karena takut akan pembalasan dari pemerintahan Trump.
Selain itu rancangan perintah eksekutif juga akan memungkinkan agen yang menerima dana federal untuk menolak layanan kepada orangtua LGBT atas dasar agama.
Namun, belum ada konfirmasi dari Gedung Putih terkait informasi yang bocor tersebut.
Akhir-akhir ini, terutama semenjak UU terkait LGBT disahkan pemerintahan Obama pada 2014, beberapa anggota Republik konservatif juga telah melunak dalam beberapa tahun terakhir, terutama terhadap pernikahan sesama jenis.
Selama kampanye presiden, Trump mengatakan bahwa dirinya mengakui hak-hak gay dan meminta para pemilih LGBT untuk memberikan suara untuknya.
Tapi dengan memilih Gubernur Indiana Mike Pence, seorang Kristen konservatif , sebagai wakil presiden, serta para pejabat senior lainnya yang menentang hak-hak gay, Trump telah mengirimkan pesan yang jelas kepada masyarakat bahwa akan ada diskriminasi terhadap kaum LGBT.