ISIS Rayakan Kebijakan Donald Trump, Ini yang Akan Terjadi

Reporter

Selasa, 31 Januari 2017 06:05 WIB

Pembela hak-hak imigran berdemonstrasi menentang kebijakan imigrasi Presiden Terpilih AS Donald Trump, di Metropolitan AME,Washington, AS, 14 Januari 2017. AP Photo/Jose Luis Magana

TEMPO.CO, Washington- Pendukung kelompok-kelompok teroris, termasuk ISIS, merayakan larangan berkunjung ke Amerika Serikat terhadap tujuh negara mayoritas Muslim di sosial media.

Seperti yang dilansir Washington Post pada 29 Januari 2017, sebuah unggahan oleh simpatisan ISIS di Twitter mengatakan kebijakan presiden Donald Trump melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim berkunjung ke AS selama 90 hari akan memudahkan kelompok teroris itu untuk merayu muslim AS untuk berpihak pada ekstrimis.

Berita terkait:
Donald Trump Mengaku Tak Larang Muslim Masuk AS, Tapi..
Trump Larang Imigran Muslim, Warga Iran Ini Luntang Lantung
AS Larang Imigran Masuk, Kanada Siap Menampung

Unggahan lain bahkan meramalkan kebijakan Donald Trump itu segera meluncurkan perang baru di Timur Tengah.

Menurut para pendukung ISIS tersebut, larangan Donald Trump sama dengan perintah untuk menginvasi Irak pada 2003, yakni dapat menyatukan seluruh umat muslim di dunia agar bersatu melawan Barat.

"Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi telah mengumumkan bahwa laranganTrump adalah sebuah berkah. Itu akan membakar semangat anti Barat oleh seluruh umat Islam," tulis seorang pendukung ISIS di Telegram.

Beberapa unggahan lainnya juga menyebutkan bahwa perintah eksekutif Trump telah memenuhi prediksi Anwar al-Awlaki, pria muslim yang lahir di AS dan kemudian membelot dan menjadi salah satu pemimpin al-Qaeda. Dia pernah mengatakan bahwa Barat akhirnya akan berbalik melawan warga Muslim. Awlaki tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Yaman pada tahun 2011.

Unggahan lainnya pada Telegram mengatakan bahwa tindakan Trump jelas mengungkapkan kebenaran dan kebencian pemerintah Amerika Srikat terhadap Muslim.

Para pemimpin ISIS sering berbicara tentang niatnya untuk membuat perpecahan antara pemerintah negara Barat dengan penduduknya yang beragama Islam. ISIS pernah menguraikan niatnya tersebut dalam majalah ekstrimis, Dabiq edisi bahasa Inggris pada 2015, dengan mengatakan bahwa motivasi untuk meluncurkan serangan teroris di Eropa adalah untuk memprovokasi reaksi antimuslim. Dengan begitu akan mempermudah warga muslim untuk diajak bergabung dalam kelompok teroris.

Sebelumnya Senator John McCain telah mengecam kebijakan Trump tersebut karena dianggap akan melemahkan perang global melawan terorisme.

"Efeknya mungkin akan memberikan ISIS bahan untuk melakukan propaganda," kata McCain.

Donald Trump pekan lalu mengeluarkan perintah eksekutif kontroversial yang melarang kunjungan penduduk dari tujuh negara mayoritas Muslim, yakni Iran, Irak, Libya, Sudan, Yaman, Suriah dan Somalia.
WASHINGTON POST|YON DEMA

Berita terkait

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

9 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

12 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

11 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

15 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

22 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

26 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

30 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

31 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya