Presiden Meksiko Nieto Diminta Batalkan Bertemu Donald Trump

Reporter

Kamis, 26 Januari 2017 06:49 WIB

Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto. AP/Marco Ugarte

TEMPO.CO, Meksiko - Warga Meksiko dari seluruh spektrum politik meminta agar Presiden Enrique Peña Nieto membatalkan kunjungannya ke Washington, Amerika Serikat, pekan depan. Seruan tersebut muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan diri untuk membangun dinding perbatasan.

Kebijakan tersebut dinilai sedikit bermasalah karena dianggap tidak jelas perintah sebenarnya dari pihak eksekutif, seberapa besar pengaruh Trump bisa melakukan tanpa persetujuan Kongres, atau bagaimana pembiayaan dalam membangun dinding tersebut. Warga Meksiko menilai provokasi itu sudahlah cukup.

Berita terkait:
Donald Trump Pastikan Bangun Tembok di Perbatasan Meksiko
Bahas Donald Trump, Imigran Meksiko Ini Diserang Temannya

"Dalam konteks kebijakan tiba-tiba ini, pemerintah Meksiko bisa mempertimbangkan dengan hati-hati dan mengevaluasi kembali perjalanan presiden pekan depan," kata Arturo Sarukhan, mantan duta besar Meksiko di Amerika Serikat.

Melalui media sosial Twitter, tidak ada ukuran yang jelas atas kebijakan yang disampaika oleh Trump. Banyak yang menyebutnya ‘suatu kejahatan untuk Meksiko’ atau ‘sebuah tamparan keras’. Perintah eksekutif Trump justru dianggap mempersulit hubungan yang sudah perlahan tumbuh tegang selama kampanye pemilu Amerika.

Janji untuk membangun dinding, mendeportasi jutaan orang Meksiko dan membatalkan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) menjadi sulit diabaikan bagi Meksiko. Sebagai menteri luar negeri, Luis Videgaray, harus memulai hari pertamanya dengan pembicaraan di Washington, menyentuh level terendah baru dalam hubungan bilateral.

Videgaray mengatur kunjungan Trump ke Meksiko selama kampanye tahun lalu, ketika ia masih menjabat sebagai menteri keuangan. Langkah ini mengundang kecaman luas sehingga Videgaray mengundurkan diri jabatannya.

Setelah kemenangan Trump, nasib Videgaray ini dihidupkan kembali dan ia menjadi menteri luar negeri. Tapi munculnya harapan bahwa undangan Amerika Serikat bisa dimanfaatkan dalam mendukung Meksiko, nampaknya semakin samar. Meskipun pemerintah tidak segera menanggapi pengumuman Trump, banyak orang Meksiko mengatakan mereka merasa gerakan damai tidak lagi menjadi pilihan.

"Kami ini seperti Charlie Brown dan mereka Lucy dengan sepak bola," kata Jorge Castaneda, mantan menteri luar negeri dari Meksiko. "Peña adalah presiden yang lemah di negara yang lemah pada saat situasi lemah, tapi dia harus menemukan cara untuk mendapatkan beberapa dukungan resmi,” kata Videgaray.

"Sementara Meksiko tidak ingin perang kata-kata –atau perdagangan –dengan Washington, dalam beberapa hari terakhir pejabat tinggi pemerintah telah mencatat bahwa mereka akan semakin jauh dengan NAFTA jika negosiasi tidak sesuai dengan kepentingan Meksiko. Posisi tersebut tidak terpikirkan bahkan sejak beberapa bulan yang lalu,” ujar kata Videgaray.

Trump mulai membahas kembali kebijakan penegakan imigrasi melalui perintah eksekutif. Langkah tersebut diambil untuk memenuhi janji pada saat kampanyenya. Trump telah mengeluarkan perintah untuk membangun dinding di sepanjang perbatasan selatan Amerika Serikat dengan Meksiko.

Trump beranggapan pembuatan tembok terbatas tersebut merupakan kebijakan yang sangat penting untuk mengendalikan imigran ilegal yang masuk ke Amerika Serikat . Dalam sebuah wawancara televisi, Trump mengatakan bahwa nantinya Meksiko akan mengganti sepenuhnya biaya AS untuk tembok tersebut.

Pada saat berkampanye Pemilu, Trump berjanji akan membangun dinding sepanjang 2.000 mil di perbatasan Meksiko. Trump menegaskan rencananya untuk membangun dinding dengan dana federal dan kemudian mencari penggantian dari Meksiko. Namun, pemerintah Meksiko menolak rencana tersebut.
BBC | NEW YORK TIMES | LARISSA HUDA

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

5 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

14 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

21 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

27 hari lalu

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.

Baca Selengkapnya

Meksiko Menyambut Kepulangan Staf Kedutaan setelah Serangan Pasukan Ekuador

28 hari lalu

Meksiko Menyambut Kepulangan Staf Kedutaan setelah Serangan Pasukan Ekuador

Meksiko menyambut kembalinya personel kedutaan besarnya dari Ekuador pada Minggu, dua hari setelah mereka disebu pasukan Ekuador

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

29 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Nikaragua Putuskan Hubungan dengan Ekuador setelah Penggerebekan di Kedutaan Meksiko

29 hari lalu

Nikaragua Putuskan Hubungan dengan Ekuador setelah Penggerebekan di Kedutaan Meksiko

Nikaragua memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Ekuador, setelah polisi secara paksa masuk ke Kedutaan Besar Meksiko

Baca Selengkapnya