TEMPO Interaktif, New York:Di bawah bayangan perang di Irak dan ancaman Al Qaidah, Amerika Serikat hari ini libur nasional mengenang hampir 3000 orang yang tewas dalam serangan 11 September lima tahun lalu.Upacara duka digelar di New York, Washington dan Pennsylvania di lokasi-lokasi bekas tabrakan bunuh diri pesawat yang menyodok dunia dan menggegaskan Amerika menggelar perang melawan terorisme di seluruh jagad.Presiden George W. Bush yang kepemimpinannya secara dramatis tertimpa teror itu, Ahad (10/9) kemarin melangsungkan peringatan di New York. Tepatnya di satu lapangan terbuka bekas menara kembar World Trade Center berdiri.Ditemani istrinya Laura, Bush sempat mengheningkan cipta di lokasi yang dikenal Ground Zero sebelum datang pada acara berdoa bersama di kapel Saint Paul di seberang jalan. "Besok (hari ini) adalah hari yang penuh kesedihan bagi banyak orang," kata Bush, Ahad waktu setempat (Senin dinihari WIB). "Dan saya besumpah tak akan pernah melupakan pelajaran hari itu. Masih ada sejumlah musuh di luar sana yang ingin melakukan serangan macam itu." imbuh Bush.Tak jauh dari tempat upacara, lusinan demonstran memprotes Bush. Mereka menenteng slogan-slogan anti perang Irak. Popularitas Bush terjerembab terutama akibat kebijakan perang di Irak yang melelahkan dan perhatian publik soal keamanan dalam negeri lima tahun setelah serangan 11 September. Apalagi Usamah bin Ladin yang tertuduh dalang utama teror belum tertangkap atau dilenyapkan.Di antara peringatan, Washington mengumumkan bahwa pemimpin Irak yang dijungkalkan, Saddam Hussein tak berada di belakang serangan 11 September. Namun membela keputusan menginvasi Irak karena tetap berpendirian Saddam terkait jaringan Al Qaidah. "Kami tak bisa membuktikan hubungan antara Irak dan serangan 9/11," kata Wakil Presiden Dick Cheney kepada televisi NBC, kemarin. AFP/BBC/dwi arjanto