KTT Perdamaian Timur Tengah di Paris Tanpa AS dan Israel  

Reporter

Minggu, 15 Januari 2017 19:52 WIB

PM Israel, Benjamin Netanyahu (kanan), manyapa Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dalam pemakaman mantan presiden Israel, Shimon Peres di Yerusalem, 30 September 2016. Peres merupakan tokoh yang mengupayakan perdamaian kedua negara pada 1990-an. REUTERS/Handout

TEMPO.CO, Paris - Perwakilan dari 70 negara dan organisasi internasional tiba di Paris, Prancis, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian di Timur Tengah yang dibuka pada Minggu, 15 Januari 2017.

KTT yang tidak dihadiri perwakilan dari Amerika Serikat dan pejabat dari Israel ini diikuti sekitar 40 menteri luar negeri dari beberapa negara Arab dan Barat, termasuk Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Baca juga:
Dilanda Kebakaran Hebat, Israel Terima Bantuan Palestina
Uskup Capucci Penyelundup Senjata untuk Palestina Wafat

KTT bertujuan mencapai solusi perdamaian abadi di daerah konflik di Timur Tengah. Konferensi perdamaian internasional ini khususnya bertujuan membawa resolusi untuk konflik Israel-Palestina.

Kepada para delegasi, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault mengatakan tidak ada waktu untuk berhenti mencari solusi.

"Ini bukan waktu untuk berhenti, keadaannya darurat," kata Ayrault, seperti yang dilansir CNN pada 15 Januari 2017.

Menanggapi konferensi tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan KTT itu sebagai "konferensi dicurangi" dan Israel tidak terikat olehnya.

Israel khawatir KTT Perdamaian di Timur Tengah akan menetapkan persyaratan untuk kesepakatan akhir dan diupayakan untuk disahkan di PBB. Cara ini, menurut Israel dipandang akan merusak negosiasi di masa depan.

KTT ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina berikut menyusul resolusi oleh Dewan Keamanan PBB pada Desember 2016 yang mengecam pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina.

Dewan Keamanan menyetujui resolusi yang didukung 14 anggota dengan Amerika menyatakan abstain. Menurut DK PBB, permukiman yang menampung sekitar 600 ribu warga Israel itu dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional. Israel tak mengakui resolusi itu.

CNN | HAREETZ | YON DEMA

Berita terkait

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

10 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

16 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

24 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

25 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

30 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

31 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

34 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya