Putri Donald Trump, Ivanka Trump dan suaminya, Jared Kushner menyambut Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Trump Tower, Manhattan, New York, AS, 17 November 2016. Putri sulung Trump ikut mendampingi pertemuan tidak resmi yang digelar oleh ayahnya dan Shinzo Abe. REUTERS
TEMPO.CO, Washington—Jared Kushner, menantu presiden terpilih Donald Trump, didapuk menjadi salah satu penasihat senior Gedung Putih.
Seperti diberitakan BBC, Selasa 10 Januari 2017, keputusan ini diumumkan Trump pada Senin malam waktu setempat.
Meski begitu, pengacara Trump menegaskan bahwa Ivanka, istri Kushner sekaligus anak sulung Trump, tidak akan berperan resmi dalam pemerintahan ayahnya.
"Jared adalah aset yang sangat penting dan penasihat terpercaya selama kampanye dan masa transisi. Saya sangat bangga ia akan menempati posisi penting dalam pemerintahan saya,” demikian pernyataan Trump.
Pria berusia 35 tahun ini akan berperan dalam kebijakan dalam dan luar negeri seperti operasional pemerintahan, perjanjian kerja sama ekonomi hingga masalah perdamaian Timur Tengah. Keluarga Kushner dikenal sebagai pendonor untuk permukiman ilegal Israel di Tepi Barat.
Kushner, yang dilaporkan tidak akan menerima gaji, juga akan bekerja sama dengan kepala staf Gedung Putih Reince Priebus serta kepala strategis Stephen K. Bannon untuk melaksanakan agenda Trump.
Penunjukkan bekas pengembang properti ini tak urung menuai kontroversi terkait masalah undang-undang federal anti-nepotisme dan potensi konflik kepentingan.
Berdasarkan UU 1967 tentang anti-nepotisme yang dikeluarkan Presiden John F. Kennedy, pemerintah dilarang menunjuk anggota keluarga untuk memimpin lembaga pemerintah. Menantu masuk dalam daftar ini.
Namun pengacara Kushner dari kantor WilmerHale, Jamie Gorelick, kepada The Washington Post, menegaskan penunjukkan ini tidak melanggar UU.
Sebab aturan ini menurut Gorelick, tidak memasukkan staf Gedung Putih. “UU 1978 menyatakan bahwa presiden dapat menunjuk siapa pun menjadi staf di Gedung Putih.”
THE WASHINGTON POST | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
33 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.