CIA Pastikan Rusia Terlibat Peretasan Data Pilpres Amerika Serikat  

Reporter

Jumat, 6 Januari 2017 10:58 WIB

Seorang nelayan melintasi berbagai alat para dukun termasuk poster bergambar Presiden Terpilih AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menggelar ritual menjelang pergantian tahun di Pantai Agua Dulce di Lima, Peru, 29 Desember 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Washington, DC - Badan intelijen Amerika Serikat, CIA, memastikan Rusia terlibat dalam peretasan selama masa pemilu Presiden Amerika Serikat lalu.

Seperti dilaporkan Reuters, Jumat, 6 Januari 2017, seorang pejabat CIA yang menolak disebutkan namanya mengatakan data yang diretas Rusia dari Komite Demokrat Nasional (DNC) dan ketua tim pemenangan kampanye Hillary Clinton, John Podesta, diserahkan kepada WikiLeaks atas arahan Presiden Vladimir Putin.

Dalam beberapa kasus, sejumlah data diserahkan intelijen militer Rusia, GRU, kepada WikiLeaks melalui pihak ketiga. “Jadi sumber data akan sulit dilacak. Hal ini dilakukan semua intelijen dunia, termasuk Amerika Serikat,” ucap pejabat tersebut.

Itu sebabnya, ujar pejabat tadi, pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dengan tegas menyatakan Rusia bukanlah sumber bocoran data mereka.

Baca: Gedung Putih Sebut Putin Terlibat Langsung dalam Pilpres Amerika Serikat

Data terbaru ini telah disajikan kepada Presiden Barack Obama pada Kamis kemartin dan akan dilaporkan kepada presiden terpilih Donald Trump pada Jumat waktu Amerika Serikat.

Baik Rusia maupun Trump berulang kali menepis kabar bahwa Rusia membantu suami Melania Trump itu membocorkan data selama pemilu presiden sehingga ia dapat mengalahkan rivalnya, Hillary Clinton.

“Namun, sejak Oktober lalu, kami sudah dapat memastikan Rusia memang membantu memenangkan Trump.”

Detail mengenai laporan ini juga disampaikan Direktur CIA James Clapper dalam rapat dengan Senat pada Kamis kemarin. Terkait dengan skandal dugaan peretasan itu, Obama mengusir 35 diplomat Amerika untuk kembali ke Moskow.

Trump pada Rabu lalu berkicau di Twitter tentang isu peretasan itu dengan menuturkan, “Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, mengatakan, 'Seorang anak berusia 14 tahun pun bisa meretas akun Podesta.' Mengapa DNC begitu ceroboh?"

Trump juga mengutip Assange ketika mengatakan kepada stasiun televisi Fox News bahwa liputan media tentang isu ini “sangat tidak jujur”. “Ini benar-benar standar ganda. Media, seperti biasa, meloloskannya."

REUTERS | AP | SITA PLANASARI AQUADIN




Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya