Sejumlah orang memadati lokasi terjadinya bom mobil di Haret Hreik Libanon (21/1). Saksi dan media setempat mengatakan, kubu Hizbullah yang menjadi target berulang serangan bom mobil dalam beberapa bulan terakhir. REUTERS/Mahmoud Kheirr
TEMPO.CO, Teheran - Iran menolak kelompok bersenjata Libanon, Hizbullah, yang selama ini berperang mendukung Presiden Bashar al-Assad keluar dari Suriah.
Pernyataan itu disampaikan penasehat pemimpin agung Iran urusan luar negeri, Ali Akbar Velayati, usai menerima kunjungan mantan perdana menteri Irak, Nouri al-Maliki, sekaligus merespons isu bahwa kemungkinan penarikan milisi asing di Suriah setelah perang di kawasan tersebut berakhir.
Kantor berita Iran, Tasnim, dalam pemberitaannya Selasa, 3 Januari 2017, mengatakan, Velayati membenarkan bahwa Iran akan berkoordinasi dengan Rusia terkait dengan situasi di Suriah.
"Iran juga tidak akan mengakhiri pengaruhnya di Irak, Suriah, Palestina, dan Libanon," tulis Tasnim sebagaimana dikutip Al Arabiya, Rabu, 4 Januari 2017.
Maliki yang bertemu dengan Velayati selama kunjungannya ke Iran mengatakan, dirinya berada diTeheran untuk bertemu dengan pemimpin agung Ali Khamenei untuk mendiskusikan kemungkinan berbagai ancaman setelah ISIS dikalahkan.