Presiden Putin Tak Akan Balas Pengusiran Diplomatnya oleh AS

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 30 Desember 2016 21:15 WIB

Penampilan Vladimir Putin, presiden Rusia, saat melakukan pertemuan dengan perdanan menterinya, Dmitry Medvedev di Lipno Island, Novgorod, Rusia, 10 September 2016. Sputnik/Kremlin/Alexei Druzhinin/via REUTERS

TEMPO.CO, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan negaranya tidak akan mengusir diplomat Amerika Serikat untuk membalas pengusiran 35 diplomatnya dari Washington. Mereka dituding melakukan peretasan atas pemilihan Presiden November 2016.

"Kami tidak akan menciptakan masalah bagi diplomat Amerika," kata Putin dalam pernyataan yang dirilis kantornya, Jumat, 30 Desember 2016. Dia menyatakan Rusia akan memperbaiki hubungan berdasarkan kebijakan yang bakal diambil Presiden Donald Trump.

Keputusan itu mengejutkan setelah sebelumnya Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengusir 35 diplomat Amerika Serikat, sebagai balasan atas sanksi AS terhadap Rusia.

Sergey Lavrov menyerukan pengusiran para diplomat dan penutupan dua fasilitas di Moskow setelah Washington pada hari Kamis memberi sanksi bagi pejabat intelijen Rusia, mengusir 35 diplomat Rusia yang dicurigai sebagai mata-mata dan menutup dua fasilitas diplomatik Rusia di Amerika Serikat.

Sanksi presiden Barack Obama terhadap pejabat diplomatik Rusia di atas dikatakan sebagai tanggapan atas dugaan peretasan pemilu."Kami menangani dengan cara yang seharusnya diambil," kata Obama saat mengumumkan pengusiran 35 diplomat Rusia pada Kamis, 29 Desember 2016.

Seperti yang dilansir USA Today pada 30 Desember 2016, Lavrov menyerukan pengusiran 31 staf Kedutaan Besar AS di Moskow dan empat di konsulat AS di Saint Petersburg.

Dia mengatakan bahwa klaim oleh pemerintahan Presiden Obama bahwa Rusia berada di balik serangan cyber yang menargetkan pemilu AS adalah tuduhan "tidak berdasar."

"Pemerintah AS di bawah Obama menuduh Rusia untuk semua dosa berat, mencoba untuk menyalahkan kami atas kegagalan kebijakan luar negerinya, antara lain, telah mengajukan tuduhan tambahan tanpa alasan apapun bahwa negara Rusia berada di balik upaya untuk ikut campur dalam kampanye pemilu AS, yang menyebabkan kekalahan calon demokratis, "katanya dalam sebuah pidato. "Kami, tentu saja, tidak bisa menerima penghinaan semacam ini."

Lebih lanjut, ia menyarankan pemerintah Rusia melarang penggunaan sebuah pondok liburan, atau dacha, di pinggiran Moskow yang sering digunakan untuk resepsi liburan dan gudang di ibukota Rusia yang digunakan oleh staf diplomatik.

Sementara itu, juru bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov, berjanji akan merespon dengan hal yang akan menyebabkan ketidaknyamanan yang serius ke sisi Amerika.

Namun para pejabat Rusia lainnya telah menyarankan agar respon Rusia tidak bertujuan untuk memusuhi presiden AS terpilih, Donald Trump."Tanggapan harus mempertimbangkan dampak bagi presiden terpilih AS," kata Konstantin Kosachyov, Ketua komite urusan luar negeri dari majelis tinggi Rusia dari parlemen.

Pengusiran diplomat Rusia oleh AS bukan yang pertama terjadi, sebelumnya pada 2001 Amerika Serikat mengusir 51 diplomat Rusia yang diduga sebagai mata-mata.

USA TODAY|THE WASHINGTON POST|YON DEMA

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya