Kepulan asap hitam dari lima bus yang sengaja dibakar oleh pemberontak bersenjata, di Idlib, Suriah, 18 Desember 2016. Lima bus ini diserang dan dibakar dalam perjalanan dari Aleppo ke al-Foua dan Kafraya saat digunakan untuk mengevakuasi penduduk sipil. SANA/Handout via REUTERS
TEMPO.CO, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat selama ini mendukung kelompok teroris ISIS dan milisi lainnya di Suriah. Erdogan mengklaim dia memiliki bukti, antara lain, foto dan video untuk mendukung tudingannya itu.
"Mereka menuding kami mendukung Daesh (ISIS), sekarang mereka memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok teroris, termasuk Daesh, YPG, PYD. Jelas sekali. Kami punya bukti gambar, foto, dan video," kata Erdogan dalam konferensi pers pada Selasa, 27 Desember 2016, seperti dikutip dari Independen.co.uk.
YPG yang dimaksud Erdogan adalah Unit Perlindungan Rakyat Kurdi yang berlokasi di utara Suriah dan Partai Uni Demokrasi. YPG dan PYD telah melakukan sejumlah aksi kekerasan berdarah di Turki.
Erdogan menyampaikan pernyataan itu saat meminta Amerika Serikat mengekstradisi musuh politiknya, Fethullah Gulen, yang selama ini tinggal di Amerika. Erdogan menuding Gulen sebagai dalang dari upaya kudeta pada Juli lalu.
Pasukan koalisi Amerika selama ini memberikan dukungan kepada para pemberontak yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assa. Namun, mengutip Metro.co.uk, Amerika membantah membantu milisi ISIS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Mark Toner, membantah tudingan Erdogan. "Tidak ada alasan untuk membenarkan pernyataan Erdogan," ujar Toner seperti dikutip dari Russia Today. Washington, kata dia, justru 100 persen berada di balik penghancuran Daesh di Suriah dan Irak.
INDEPENDENT | DAILY MAIL | METRO | RUSSIA TODAY | MARIA RITA
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
19 hari lalu
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.