TEMPO.CO, Aleppo-Badut yang menghibur ratusan anak-anak korban perang di Aleppo, Suriah tewas dalam serangan udara di kota itu akhir November lalu. Anas al-Basha, 24 tahun, memilih menjadi badut untuk menghibur anak-anak Aleppo yang kehilangan orang tua dan saudara mereka dalam perang yang digambarkan terburuk sejak Perang Dunia II.
Mengutip BBC, Anas tewas di tengah serangan bertubi-tubi dari udara di kota Mashhad pada Selasa, 29 November 2016. Serangan udara diduga berasal dari rudal-rudal milik Rusia dan pemerintah Suriah yang diarahkan ke Mashhad, di sebelah timur Aleppo.
"Dia hidup untuk membuat anak-anak tertawa dan bahagia di tempat yang paling berbahaya," tulis Mahmoud al-Basha, saudara laki-laki Basha, di halaman akun Facebooknya.
"Anas menolak keluar dari Aleppo dan memutuskan tinggal di sana untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai sukarelawan, membantu orang-orang sipil dan memberikan hadiah kepada anak-anak di jalanan untuk memberikan harapan kepada mereka."
Anas meninggalkan istri yang baru dinikahinya 2 bulan lalu. Sang istri masih terjebak di kota itu. Orang tuanya telah lebih dulu meninggalkan Aleppo sebelum pasukan presiden Suriah Bashar al-Assad menguasi kota itu pada musim gugur tahun lalu.
Anas memilih tetap tinggal di Aleppo dan bekerja di lembaga masyarakat sipil Space of Hope sebagai direktur. Lembaga ini membantu 12 sekolah dan didukung 4 pusat psiko-sosial yang memberikan konseling dan dukungan finansial untuk sedikitnya 365 anak-anak yang kehilangan orang tua mereka selama perang berkecamuk di Aleppo.
Saat ini sekitar 100 ribu anak di Aleppo hidup dalam kancah peperangan. Mereka hidup tanpa orang tua, saudara, tanpa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan langkanya makanan atau minuman.
Samar Hijazi, rekan kerja Anas mengatakan ia mengenang Anas sebagai teman yang mencintai pekerjaannya bersama anak-anak. BBC | INDEPENDENT | MARIA RITA