Minta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda  

Reporter

Selasa, 22 November 2016 06:25 WIB

Presiden Rwanda Paul Kagame dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon (kiri-tengah) menyalakan api untuk upacara peringatan genosida Rwanda, di Genocide Memorial Center, Kigali, Rwanda (7/4). (AP/Ben Curtis)

TEMPO.CO, Kigali -Gereja Katolik membuat kejutan pada hari Minggu, 20 November 2016 dengan meminta maaf atas perannya dalam genosida (pembantaian suku atau kelompok tertentu dengan tujuan memusnahkannya) di Rwanda tahun 1994. Gereja menyesalkan partisipasinya dalam pembantaian terhadap ratusan ribu orang tak berdosa.

Pernyataan meminta maaf dibacakan oleh Konferensi Uskup Katolik di paroki-paroki seluruh Rwanda itu. Gereja mengakui bahwa anggotanya terlibat dalam perencanaan, membantu dan melakukan genosida yang menewaskan lebih dari 800 ribu etnis Tutsi dan Hutu moderat dibunuh oleh kelompok Hutu garis keras.

"Kami mohon maaf atas semua kesalahan gereja. Kami mohon maaf atas nama semua orang Kristen. Kami menyesal bahwa anggota gereja melanggar sumpah [mereka] kesetiaan kepada perintah-perintah Allah," ujar pernyataan Konferensi Uskup Katolik seperti yang dilansir Al Jazeera pada 21 November 2016.

Baca:
Operasi Militer: 70 Warga Rohingya Tewas, 1.250 Rumah Dihancurkan
Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Lebih lanjut pernyataan itu memuat permintaan maaf yang mendalam karena gereja telah menebarkan kebencian dan tidak menjadi pemersatu tetapi justru menjadi pembunuh.

Uskup Phillipe Rukamba, Juru bicara Gereja Katolik di Rwanda, mengatakan pernyataan itu dikeluarkan bertepatan dengan berakhirnya Minggu Tahun Kudus Pengampunan yang dinyatakan oleh Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus untuk mendorong rekonsiliasi yang lebih besar dan pengampunan di gereja dan di dunia.

Berdasarkan laporan dari penggiat HAM dan korban perang saudara itu, banyak nyawa warga tak berdosa yang melayang di tangan pada imam, pendeta dan biarawati. Bahkan pemerintah Rwanda melaporkan bahwa banyak yang justru tewas di lingkungan gereja saat mereka meminta perlindungan di rumah Tuhan tersebut.

Gereja sebelumnya menolak upaya dari pemerintah dan korban untuk mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan massal. Gereja mengatakan anggotanya yang melakukan kejahatan bertindak secara individual bukan mengatasnamakan lembaga.

Pengamat genosida di Rwanda mengatakan bahwa pernyataan maaf Gereja Katolik dipandang sebagai perkembangan positif dalam upaya rekonsiliasi di Rwanda. Tom Ndahiro, pengamat genosida Rwanda, mengatakan bahwa ia berharap pernyataan gereja akan mendorong persatuan di antara penduduk Rwanda.

"Saya juga senang mengetahui bahwa dalam pernyataan mereka, para uskup meminta maaf karena tidak mampu mencegah genosida," katanya.

Peristiwa genosida di Rwanda pada 1994 tersebut dipicu oleh kecelakaan pesawat yang kemudian menewaskan presiden yang berasal dari suku Hutu.
CBS NEWS|AL JAZEERA|YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sambut Kunjungan Paus Fransiskus pada September 2024

17 hari lalu

Indonesia Sambut Kunjungan Paus Fransiskus pada September 2024

Kemlu menyatakan bahwa Indonesia siap menyambut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-5 September 2024

Baca Selengkapnya

KWI Pastikan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024

21 hari lalu

KWI Pastikan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024

Walaupun rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia terus memancarkan sinyal positif, Antonius mengatakan hal itu masih tentatif.

Baca Selengkapnya

Setelah 2 Tahun Jokowi Mengundang, Paus Fransiskus Akan ke Indonesia 3 September 2024, Berikut Sosoknya

27 hari lalu

Setelah 2 Tahun Jokowi Mengundang, Paus Fransiskus Akan ke Indonesia 3 September 2024, Berikut Sosoknya

Paus Fransiskus rencana datang ke Indonesia September 2024 setelah diundang Jokowi dua tahun lalu. Ini profil perjalanannya menjadi Paus.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pidato Paskah

29 hari lalu

Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza dalam Pidato Paskah

Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza, kali ini lewat pidato Minggu Paskah di Vatikan.

Baca Selengkapnya

Diundang Jokowi, Paus Fransiskus akan Datang ke Indonesia pada 3 September

30 hari lalu

Diundang Jokowi, Paus Fransiskus akan Datang ke Indonesia pada 3 September

Undangan kepada Paus Fransiskus disampaikan langsung oleh Menteri Agama pada Juni 2022.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Puji Jannik Sinner yang Juarai Australian Open 2024

30 Januari 2024

Paus Fransiskus Puji Jannik Sinner yang Juarai Australian Open 2024

Jannik Sinner mengalahkan petenis Rusia Daniil Medvedev di final untuk menjuarai Australian Open 2024.

Baca Selengkapnya

Kisah Megawati Jadi Juri Zayed Award dan Bisa Bertemu Paus Fransiskus

19 Januari 2024

Kisah Megawati Jadi Juri Zayed Award dan Bisa Bertemu Paus Fransiskus

Megawati menceritakan pengalamannya menjadi juri Zayed Award for Human Fraternity akhir tahun lalu dan kesannya berdialog dengan Paus Fransiskus

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Tepis Pertanyaan soal Pensiun: Saya Masih Hidup

15 Januari 2024

Paus Fransiskus Tepis Pertanyaan soal Pensiun: Saya Masih Hidup

Paus Fransiskus menyebut pensiun sebagai sebuah kemungkinan, namun dia tidak sedang mempertimbangkannya sekarang.

Baca Selengkapnya

Vatikan Terbitkan Klarifikasi tentang Persetujuan Pemberkatan Sesama Jenis

4 Januari 2024

Vatikan Terbitkan Klarifikasi tentang Persetujuan Pemberkatan Sesama Jenis

Vatikan mengatakan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis tidak boleh dilihat sebagai pembenaran atau dukungan atas semua tindakan mereka.

Baca Selengkapnya