TEMPO.CO, Manila – Mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos, akhirnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Taguig, Jumat, 18 November 2016. Hal ini menyusul keputusan Mahkamah Agung Filipina memperbolehkan Marcos dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
“Marcos, yang memerintah Filipina selama 20 tahun, bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan,” kata Mahkamah Agung Filipina, seperti dikutip dari Channelnewsasia.com. Keputusan ini juga muncul berdasarkan rekomendasi dari Presiden Rodrigo Roa Duterte.
Duterte mengatakan Marcos pantas untuk dimakamkan di pemakaman pahlawan berdasarkan fakta ia pernah menjadi Presiden dan seorang veteran Perang Dunia II.
Mendengar keputusan tersebut, keluarga Marcos langsung membawa jenazah secara diam-diam untuk segera dikebumikan, dan pemakaman itu dilakukan secara kenegaraan atau militer. Ribuan polisi anti-huru-hara dan tentara berjaga di sekitar pemakaman guna mencegah aksi unjuk rasa anti-Marcos.
Keputusan Mahkamah Agung tersebut membuat kaget seluruh kalangan yang menamakan diri sebagai penentang rezim Marcos. “Rodrigo Duterte menutupi banyak kejahatan Marcos sehingga memperbolehkan (Marcos) di makamkan.”
Barry Gutierrez, pengacara pemohon anti-Marcos, mengatakan pemakaman itu ilegal karena banding yang belum selesai. “Ini tidak benar dan mengejutkan. Marcos mencemooh hukum ketika ia masih hidup, dan saat dimakamkan ia masih melanggar hukum,” tuturnya.
Ferdinand Marcos memerintah Filipina selama 20 tahun, dan saat ada gerakan revolusi atau yang dikenal sebagai people power pada 1986, ia dipaksa ke pengasingan di Hawaii. Hal tersebut terjadi karena Marcos dan istrinya, Imelda, menggunakan uang negara sebesar 36 triliun. Pada 2004, pengawas antikorupsi sedunia menempatkan Ferdinand Marcos sebagai pemimpin paling korupsi sedunia.
“Marcos juga mengawasi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) untuk mempertahankan kekuasaannya, dengan membunuh ribuan orang dan disiksa,” kata pemerintah Filipina sebelumnya.
Sebelumnya, mantan Presiden Filipina Benigno Aquino menolak mengizinkan penguburan Marcos di pemakaman pahlawan karena kejahatan Marcos, sehingga keluarga terus mengawetkan tubuh Marcos dalam peti kaca di rumahnya di provinsi utara Ilocos Norte.
CHANNEL NEWS ASIA | DWI HERLAMBANG ADE
Berita terkait
Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh
21 Agustus 2017
Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.
Baca SelengkapnyaDuh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh
27 Juli 2017
Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.
Baca SelengkapnyaMelukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops
8 Juli 2017
Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis
Baca SelengkapnyaFilipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat
27 Juni 2017
Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi
29 Mei 2017
Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.
Baca SelengkapnyaLelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita
28 Mei 2017
Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.
Baca SelengkapnyaSituasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI
27 Mei 2017
Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.
Baca SelengkapnyaGereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS
25 Mei 2017
Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.
Baca SelengkapnyaMelawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi
25 Mei 2017
Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.
Baca SelengkapnyaIni Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi
24 Mei 2017
Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.
Baca Selengkapnya