Prestasi Jeblok, Toko Perabotan Terapkan Sanksi Menjijikkan  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 16 November 2016 02:32 WIB

Ilustrasi perabotan plastik. shutterstock.com

TEMPO.CO, Beijing - Sebuah toko perabotan rumah tangga di Cina memperkenalkan hukuman aneh sekaligus menjijikkan bagi para karyawannya yang tidak berprestasi. Pemilik toko memaksa mereka makan ulat berwarna kuning. Seperti yang dilansir laman Straits Times, Selasa, 15 November 2016, karyawan tersebut dipaksa memakan ulat itu hidup-hidup di depan umum.

Sekitar Selasa petang pekan lalu, 8 November 2016, sedikitnya 50 orang yang memakai seragam toko itu berkumpul di dataran di pusat kota Provinsi Hanzhong, Shaanxi. Seorang pria lantas tiba dengan dua tas. Satu tas berisi sumpit, cangkir, dan dua botol minuman keras. Satu tas lagi berisi ulat itu. Setelah membacakan nama karyawan berprestasi rendah, pria itu melakukan hal mengejutkan.

Baca Juga
Angka Kebencian terhadap Muslim AS Melonjak sejak 9/11
Zara Digugat Konsumen karena Bau Busuk, Ini Sebabnya

Dia menuangkan minuman keras ke dalam setiap cangkir, menaruh ulat ke dalamnya, kemudian menyuruh karyawan berprestasi rendah meminumnya. Lima atau enam orang mengikuti arah pria itu. Menurut seorang karyawan toko, setiap pagi mereka diwajibkan melaporkan target kerja mereka kepada atasan, dan siapa yang gagal mencapai target itu, dihukum keesokan harinya.

"Hukuman hari ini makan ulat yang mereka beli dari pasar hewan peliharaan. Empat cacing untuk kehilangan seorang pelanggan," ujar seorang pekerja lainnya, yang meminta identitasnya disembunyikan. Pada 10 November 2016, seorang wartawan koran setempat berbicara dengan orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan toko tersebut, yang dikenali dengan marga Cao.

Simak Pula
Mirip Jack Ma, Bocah 8 Tahun Dapat Beasiswa hingga Kuliah
Jika ISIS Sampai ke Filipina, Duterte Bakal Tempuh Cara Ini

"Kami menetapkan target penjualan untuk hari esok, dan semua orang menandatangani jaminan tersebut. Jika orang gagal mencapai target itu, dia akan menerima hukuman secara sukarela," kata Cao. Dia menambahkan, sasaran itu ditetapkan oleh karyawan, dengan tujuan memotivasi diri.

Namun beberapa pengamat mengatakan perusahaan itu seharusnya menghormati karyawannya dan bukan memperburuk citra mereka. Zhao Xiaodong, pengacara lokal, mengatakan memaksa pekerja makan ulat secara langsung melanggar hak karyawan dan memberi mereka alasan untuk melaporkan pelanggaran itu kepada departemen pengawasan buruh.

STRAITS TIMES | YON DEMA

Baca Juga
Bom Samarinda: Saat Diana Merelakan Kepergian Intan
Bom Samarinda: Keceriaan Intan 'Si Ceriwis' Tinggal Kenangan



Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

9 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

22 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya