Angka Kebencian terhadap Muslim AS Melonjak sejak 9/11  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 16 November 2016 02:15 WIB

Seorang umat muslim Amerika membawa poster bertuliskan "kami muslim Amerika" saat melakukan Parade Hari Muslim di Manhattan, New York, 25 September 2016. REUTERS/Stephanie Keith

TEMPO.CO, New York - Kejahatan kebencian terhadap masyarakat Islam di Amerika Serikat meningkat sebesar 67 persen pada 2015, sekaligus menjadi peningkatan tertinggi sejak peristiwa 11 September 2001.

Berdasarkan laporan Biro Investigasi Federal (FBI), secara keseluruhan, 57 persen dari 5.850 kasus yang dilaporkan bermotifkan ras atau etnis, sedangkan 20 persen lagi melibatkan kejahatan kebencian terkait agama.

Baca Pula
Zara Digugat Konsumen karena Bau Busuk, Ini Sebabnya
Presiden Erdogan Bantu Aktor Turki Lamar Ratu Kecantikan


Laporan itu menambahkan, 257 insiden kasus anti-Islam terjadi tahun lalu, sedangkan pada tahun sebelumnya terdapat 154 kasus. Jumlah itu kedua tertinggi ketimbang peningkatan kasus kejahatan kebencian pada 2001 dengan 481 kasus anti-Islam.

"Kita perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat kita dan bagaimana menghentikannya," kata James B. Comey, Direktur FBI, seperti yang dilansir NY Times, Senin, 14 November 2016.

Laporan itu dikeluarkan ketika kekerasan terhadap ras dan agama semakin meningkat, menindaklanjuti hasil pemilu Presiden, pekan lalu. Pemilu memihak wakil Partai Republik, Donald Trump, yang terkenal dengan kebijakan anti-Islam dan anti-pendatang.

Simak Juga
Mirip Jack Ma, Bocah 8 Tahun Dapat Beasiswa Hingga Kuliah
Jika ISIS Sampai ke Filipina, Duterte Bakal Tempuh Cara Ini


Berkomentar tentang laporan tersebut, Wakil Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) Ibrahim Hooper mengatakan statistik tersebut menunjukkan adanya perpecahan yang terjadi di Amerika.

"Kita menyaksikan peningkatan jumlah kejahatan kebencian terhadap Islam pada akhir tahun 2015, dan jumlah ini semakin bertambah saat kampanye pemilu Trump," kata Hooper, seperti yang dilaporkan portal Al Jazeera.

Namun beberapa pendukung Presiden terpilih, Donald Trump, mengatakan mereka juga telah menjadi korban kekerasan rasial tersebut.

NEW YORK TIMES | AL JAZEERA | YON DEMA

Baca Juga
Bom Samarinda: Saat Diana Merelakan Kepergian Intan
Bom Samarinda: Keceriaan Intan 'Si Ceriwis' Tinggal Kenangan



Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

1 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

1 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

2 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

4 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

5 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya