Bentrok Bersenjata di Myanmar, Puluhan Minoritas Rohingya Tewas  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 14 November 2016 14:24 WIB

Sejumlah warga Rohingya terlihat di antara rumah yang terbakar saat terjadinya bentrokan antara kaum Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya di Sittwe, Myanmar, Minggu (10/6). REUTERS/Staff

TEMPO.CO, Yangoon - Bentrokan bersenjata terjadi negara bagian Rakhine, Myanmar, sepanjang akhir pekan lalu. Sekitar 30 pemberontak muslim Rohingya tewas selama pertempuran dua hari dengan militer Myanmar. Wilayah utara Rakhine merupakan kawasan permukiman minoritas Muslim Rohingya yang berbatasan Bangladesh. Kawasan ini menjadi target operasi militer Myanmar, sejak terjadi serangan di pos perbatasan yang menewaskan sembilan polisi Myanmar Oktober 2016.

Pernyataan militer Myanmar mengatakan 22 penyerang bersenjata tewas dekat desa Dar Gyi Zar pada Minggu pagi 13 November 2016 setelah bentrok bersenjata dengan tentara pemerintah. Enam pemberontak lainnya tewas dalam bentrokan di tempat lain di negara bagian yang sama. “Militan Rohingya terkait dengan militan di luar negeri,” ujar pernyataan itu.

Pada Sabtu malam, 12 November 2016, aktivis Rohingya mengunggah rekaman video yang menunjukan mayat delapan orang mengenakan pakaian sipil, termasuk seorang bayi kecil. Disebutkan juga, korban meninggal pada hari itu di dekat desa Dar Gyi Zar, dengan beberapa luka peluru. Tapi rekaman itu sulit diverifikasi keasliannya.
Baca:
Obama Terima Pencari Suaka Australia, Bagaimana Trump?
Beritakan Suap, Pimpinan Media di Myanmar Masuk Penjara

Konflik etnis minoritas Rohingya masih berlanjut meski pemerintahan baru yang dipimpin aktivis demokrasi Aung San Suu Kyi sudah mengambil alih pemerintahan dari kalangan militer. Konflik mayoritas pemeluk Budha dengan minoritas Rohingya menyebabkan 200 orang tewas pada 2012. Sekitar 100 ribu orang minoritas Rohingnya berlindung di kamp pengungsian selama bentrokan berdarah berlangsung.

Kelompok hak azasi telah berulangkali mendesak Suu Kyi membuat solusi bagi minoritas Rohingya. Tapi kelompok nasionalis Budha menentang upaya memberikan kewarganegaraan bagi minoritas Rohingya, karena kelompok ini dinilai hanyalah imigran ilegal dari Bangladesh.

Human Rights Watch merilis citra satelit pada Minggu 13 November 2016 yang menunjukkan pembakaran massal terhadap desa Rohingya. Hasil analisis kelompok ini menyatakan 400 bangunan dibakar di tiga desa Rohingya tempat pertempuran berkecamuk.

Brad Adams, Direktur Human Rights Watch untuk kawasan Asia, mengatakan foto-foto baru menunjukan kerusakan luas yang lebih besar dari yang diperkirakan semula. “Otoritas Burma harus segera membentuk tim investigasi yang dibantu PBB sebagai langkah awal untuk menjamin keadilan dan keamanan bagi korban,” kata Adams dalam pernyataan.

Tapi militer dan pemerintah menolak tuduhan bahwa pasukan pemerintah yang membakar desa Rohingya, dengan menuduh gerilyawan Rohingya yang justru pelaku pembakaran.
CHANNELNEWSASIA.COM | DWI ADE |MR

Berita terkait

Terdampak Konflik Antarkampung di Mataram, Para Siswa akan Dapat Trauma Healing

19 Oktober 2023

Terdampak Konflik Antarkampung di Mataram, Para Siswa akan Dapat Trauma Healing

Sebelumnya para siswa sempat belajar di rumah akibat konflik antarkampung di Mataram.

Baca Selengkapnya

Panglima TNI Imbau Masyarakat Waspadai Benih Perpecahan

6 Agustus 2017

Panglima TNI Imbau Masyarakat Waspadai Benih Perpecahan

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebut benih perpecahan sudah muncul, berpotensi Indonesia sebagai kancah konflik antar agama.

Baca Selengkapnya

JK Minta Polisi Bertindak Adil Mengatasi Konflik di Masyarakat

11 Juli 2017

JK Minta Polisi Bertindak Adil Mengatasi Konflik di Masyarakat

Wakil Presiden Jusuf kalla atau JK memngharapkan polisi bisa bertindak adil mengatasi konflik di tengah masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kawal Maklumat Menteri Agama, NU Lumajang Tangkal Konflik

4 Mei 2017

Kawal Maklumat Menteri Agama, NU Lumajang Tangkal Konflik

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, Syamsul Huda berkomitmen untuk mengawal maklumat Kementerian Agama untuk mencegah konflik.

Baca Selengkapnya

Kapolri Tito Karnavian: Konflik Sosial Masalah Utama Indonesia  

26 April 2017

Kapolri Tito Karnavian: Konflik Sosial Masalah Utama Indonesia  

Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menyatakan negara ini mempunyai ancaman terbesar dalam menangani konflik sosial dan isu primordialisme.

Baca Selengkapnya

Tiru Cara Poso, Indonesia Bangun Pasar Perdamaian di Myanmar  

17 Maret 2017

Tiru Cara Poso, Indonesia Bangun Pasar Perdamaian di Myanmar  

Wakil Menteri Luar Negeri mengatakan pembangunan pasar di Myanmar diharapkan bisa mengakhiri konflik serta membuat masyarakat berinteraksi dan tak saling curiga.

Baca Selengkapnya

BIN Nilai Pemda Kerap Terlambat Tangani Gejala Konflik Sosial

15 Maret 2017

BIN Nilai Pemda Kerap Terlambat Tangani Gejala Konflik Sosial

Lambatnya pemerintah daerah dalam menangani memperparah terjadinya konflik sosial, menurut Deputi II Bidang Dalam Negeri BIN Thamrin Marzuki.

Baca Selengkapnya

GMBI Bekasi dan Jawara Damin Sada Nyatakan Ikrar Damai  

1 Februari 2017

GMBI Bekasi dan Jawara Damin Sada Nyatakan Ikrar Damai  

Damin dan Zakaria tampil bersama di panggung acara dan
keduanya berjabat tangan.

Baca Selengkapnya

Menkopolhukam Usul Penyelesaian Konflik di Luar Pengadilan  

13 Desember 2016

Menkopolhukam Usul Penyelesaian Konflik di Luar Pengadilan  

Menurut Wiranto, masyarakat mengenal azas musyawarah untuk mufakat sebagai kultur.

Baca Selengkapnya

Gemabudhi Minta Konflik Rohingya Tidak Meluas ke Indonesia

24 November 2016

Gemabudhi Minta Konflik Rohingya Tidak Meluas ke Indonesia

Gemabudhi dan Gema Mathla'ul Anwar akan ke Kedubes Myanmar di Jakarta untuk menyampaikan keprihatinan.

Baca Selengkapnya