Kandidat presiden Amerika Serikat dari kubu Republik, Donald Trump (kanan), memperkenalkan Ketua DPR Setya Novanto kepada wartawan di Trump Tower, New York, 3 September 2015. Trump memperkenalkan Setya usai acara pengambilan sumpah kesetiaannya kepada kubu Republik. REUTERS/Lucas Jackson
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto mengatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan kondisi setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 A. Menurut dia, kerja sama dengan Amerika harus terus berlanjut.
"Saya rasa kita bangsa Indonesia harus bekerja sama, bukan hanya dengan Amerika, tapi juga dengan Cina, Jepang, dan negara-negara lain," ucap Setya di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu, 9 November 2016.
Presiden Joko Widodo, ujar dia, telah menjalin hubungan bilateral dengan Amerika, bahkan sebelum Trump terpilih menjadi presiden. "Sebelum Donald Trump, (Presiden Jokowi) sudah melakukan kunjungan bilateral ke Amerika, dan tentu dengan adanya Donald Trump ini akan semakin baik," tuturnya.
Trump akhirnya dipastikan menjadi pengganti Barack Obama setelah mengalahkan Hillary Clinton, calon presiden dari Partai Demokrat. Kepastian ini didapat setelah electoral college Trump melewati angka 274 suara elektoral.
Hubungan Setya dan Trump mengemuka setelah Setya, yang saat itu menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, menghadiri acara sumpah kesetiaan Trump. Setya, yang datang bersama Fadli Zon, semat diseret dalam dugaan pelanggaran etik yang ditangani Mahkamah Kehormatan Dewan.
Kekhawatiran publik sempat mengemuka terkait dengan isu yang diangkat Trump saat kampanye, seperti kampanye anti-muslim, isu buruh, dan isu imigran. Bahkan terakhir diberitakan situs web Imigrasi Kanada jebol diduga karena banyak warga Amerika yang ingin berpindah negara.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
33 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.